Negeri 5 menara adalah salah satu film menarik
yang terbaru sekaligus penuh hikmah dan inspirasi. Film yang sudah
tayang sejak 1 Maret lalu itu menceritakan mimpi seorang anak untuk
dapat melanjutkan studinya di ITB yang ingin menjadi orang hebat seperti
BJ. Habibie, salah satu orang yang memiliki kecerdasan luar biasa di
Indonesia.
Dalam film ini digambarkan tentang tekad, kerja keras juga persaudaraan.
Dimana jika kita bersungguh-sungguh dan bertekad besar dalam meraih
impian kita, niscaya kita dapat meraihnya. Walaupun akan ada banyak
tantangan dan hambatan di setiap langkah kita.
Kisahnya bermula dari seorang anak bernama Alif. Alif baru saja tamat
dari Pondok Madani. Dia selalu bermimpi, bahwa dirinya bisa menguasai
bahasa Arab dan Inggris, kemudian dia ingin belajar teknologi tinggi di
Bandung seperti Habibie, lalu merantau sampai ke Amerika.
Alif tinggal di sebuah kampung kecil dipinggir danau Maninjau, dia yang
tidak pernah menginjakkan kakinya ke luar tanah Minang harus mengalahkan
impiannya memenuhi keinginan sang bunda, Amak yang menginginkan Alif
masuk pesantren di pulau Jawa. Amak berharap Alif bisa bermanfaat bagi
banyak orang, seperti Bung Hatta dan Buya Hamka walau Alif ingin menjadi
Habibie. Alif menerimanya dengan setengah hati, dia harus naik bus
tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah
Pondok Madani di sudut kota Ponorogo, Jawa Timur.
Kesan pertama yang ia dapatkan setibanya di Pondok Madani adalah
kampungan dengan berbagai peraturan yang ketat semakin meremukkan
semangat Alif. Namun seiring berjalannya waktu, ia pun mulai bersahabat
dengan teman sekamarnya, Baso dari Gowa, Atang dari Bandung, Raja dari
Medan, Said dari Surabaya, dan Dulmajid dari Madura. Berawal dari
kebiasaan berkumpul di bawah menara masjid, mereka berenam pun menamakan
diri Sahibul Menara, alias Pemilik menara.
Kata-kata Ustad Salman, salah seorang guru di pondok pesantren itu telah
menginspirasi Alif dan teman-temannya di kelas hari pertamanya. "Man
Jadda Wa Jada.. Man Jadda Wa Jada" yaitu Barang siapa bersungguh-sungguh
pasti akan berhasil. Keenam sahabat ini memiliki impian masing-masing
dan bertekad meraihnya.
Alif masih bermimpi bahwa dirinya bisa menguasai bahasa Arab dan
Inggris, kemudian dia ingin belajar teknologi tinggi di Bandung seperti
Habibie, lalu merantau sampai ke Amerika. Maka dari itu selesai dari
Pondok dengan semangat besar dia pulang ke Maninjau dan tak sabar ingin
segera kuliah.
Namun sahabat karibnya, Randai, meragukan dia mampu lulus UMPTN. Lalu
dia sadar, ada satu hal penting yang dia tidak punya yaitu ijazah SMA.
Bagaimana mungkin mengejar semua cita-cita tinggi tadi tanpa ijazah.
Alif letih dan mulai bertanya-tanya: “Sampai kapan aku harus teguh
bersabar menghadapi semua cobaan hidup ini?” Hampir saja dia menyerah.
Rupanya mantera man jadda wajada saja tidak cukup sakti dalam
memenangkan hidup. Alif teringat mantera kedua yang diajarkan di Pondok
Madani, yaitu man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung.
Pelajaran dan ilmu yang mereka dapatkan di pondok Madani ini yang
menambah tekad dan kesungguhan meraih cita-cita dan membuat mereka
sukses dalam kehidupannya.
Bagaimana? Anda tertarik menyaksikan film yang terinspirasi dari novel
tersebut? segera ajak rekan atau keluarga Anda untuk menonton.
shvoong.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar