Minggu, 29 April 2012

SPESIAL Lima Adu Penalti Dramatis Di Liga Champions

Inilah lima adu penalti paling dramatis yang pernah terjadi di era Liga Champions.

Sebenarnya tak terlalu sering fase knockout Liga Champions harus diputuskan dengan adu penalti ketika rivalitas kedua tim berimbang. Tapi apa yang terjadi pada persaingan Real Madrid dan Bayern Munich di semi-final musim ini telah menunjukkan adu tos-tosan ini selalu tak bisa dihindari.

Drama adu nasib itu terjadi di Santiago Bernabeu pada laga leg kedua semi-final. Lakon ini harus dilalui setelah gol Arjen Robben memaksa skor agregat kedua tim menjadi 2-2.

Nah, suka atau tidak suka, adil maupun tak adil, adu penalti bagaikan mengadu nasib melalui sebuah lotere. Tapi kepedihan maupun kegembiraan yang tersemburat dari panggung di Bernabeu kemarin sejatinya juga sudah pernah dialami oleh beberapa klub lain.

Untuk itulah wartawan GOAL.com KS Leong menyajikan kembali melalui ulasan lima adu penalti paling dramatis di era Liga Champions.

BAYERN MUNICH 5-4 VALENCIA (1-1 a.e.t.)Final Liga Champions 2001


Paulo Sergio
 
Salihamidzic
Zickler 
 Anderson  
Effenberg
Lizarazu
 Linke
Valencia CF
Mendieta
Carew
Zahovic
Carboni
Baraja
Kily
Pellegrino


Klub-klub Jerman sepertinya sangat jarang tersandung jika sudah melewati adu penalti. Ini terbukti ketika final 2001 di San Siro.

Gaizka Mendieta mengawalinya lewat penalti yang didapat saat dua menit laga baru berjalan. Tetapi Stefan Effenberg juga membalasnya lagi pada paruh babak kedua. Setelah situasi imbang 1-1 hingga 120 menit, penentuan pemenang akhirnya harus dituntaskan dengan adu penalti.

Pada adu penalti itu Bavarian memperoleh kesempatan pertama. Sayangnya tendangan Paulo Sergio melambung ke atas mistar. Lalu Bayern memperoleh gol pertamanya lewat Hasan Salihamidzic setelah sebelumnya penendang pertama Valencia Mendieta berhasil menjalankan tugasnya secara sempurna.

Dalam drama ini eksekutor ketiga dan keempat dari Valencia mengaduk emosi ketika tendangan keduanya tidak berhasil menggetarkan gawang Bayern yang dikawal Oliver Kahn. Lalu penentuan pemenang dipastikan setelah Kahn berhasil menghalau tendangan Mauricio Pellegrino yang menjadi eksekutor ketujuh Valencia.

Keberhasilan Kahn menghalau penalti mengantarkan Bayern merebut gelar Eropa keempat. Dalam drama itu Bayern unggul 5-4 atas Valencia.



JUVENTUS 2-3 AC MILAN (0-0 a.e.t.)Final Liga Champions 2003


Trezeguet
 
Birindelli
Zalayeta
Montero
Del Piero

Serginho
Seedorf
Kaladze
Nesta
Shevchenko


Final pertama Liga Champions yang mempertemukan dua tim asal Italia ini ternyata harus menuntaskan pemenangnya lewat adu penalti juga. Pertaruhan itu harus dilakukan setelah 120 menit kedua tim bermain tanpa gol.

David Trezeguet menjadi penendang pertama buat Juve. Tapi ia gagal mengangkat moral timnya setelah kiper Milan Dida mampu mengantisipasi tendangan Trezeguet.

Sebaliknya Milan memperoleh keunggulan setelah Serginho yang menjadi penendang pertama berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Tapi situasi balik berubah ketika Clarence Seedorf dan Kaka Kaladze gagal menjalankan tugasnya sebagai penendang kedua dan ketiga.

Hal yang sama juga terjadi pada Juventus. Tendangan Marcelo Zalayeta dan Paolo Montero juga tidak mampu menembus gawang Dida. Alhasil, Milan pun tampil sebagai pemenang dari drama adu penalti itu. Adalah Andriy Shevchenko yang menjadi penentu bagi kemenangan Milan 3-2. 

AC MILAN 2-3 LIVERPOOL (3-3 a.e.t.)
Final Liga Champions 2005


Serginho
 
Pirlo
Tomasson
 Kaka
Shevchenko
Liverpool
Hamann
Cisse
Riise
Smicer
 

Hanya dua tahun berselang, peruntungan Milan untuk melewati adu penalti ternyata berubah. Di final Liga Champions 2005, Milan harus menyerah kepada Liverpool.

Adu penalti itu harus dilalui setelah dalam waktu normal kedua tim berbagi gol 3-3. Dalam waktu normal tersebut, Milan sebenarnya sempat memimpin 3-0 pada rentang 45 menit pertama.

Namun kegigihan para pemain Liverpool, situasi itu berhasil diubah. The Reds berhasil membalas tiga gol berikutnya di babak kedua hanya dalam tempo enam menit.

Situasi imbang ini kemudian memaksa pertandingan harus dituntaskan hingga ke adu penalti. Dua penendang penalti pertama Milan, Serginho dan Andrea Pirlo gagal menjalankan tugasnya. Sedangkan Liverpool hanya gagal pada tendangan John Arne Riise yang berhasil diblok kiper Dida.

Tetapi pentas penalti itu harus disudahi dengan kemenangan Liverpool 3-2. Drama menyedihkan itu terjadi ketika tendangan Shevchenko gagal menembus gawang lawan. Padahal, dua tahun sebelumnya, ia pernah menjadi pahlawan bagi Milan dalam adu penalti melawan Juventus.

MANCHESTER UNITED 6-5 CHELSEA (1-1 a.e.t.)
Final Liga Champions 2008

Man Utd.
Tevez
Carrick
Ronaldo
 Hargreaves
Nani
Anderson
Giggs
Chelsea FC
Ballack
Belleti
Lampard
A. Cole
Terry
Kalou
Anelka

Setelah all-Italian final di partai puncak Liga Champions, lima tahun berikutnya juga terjadi all-English final. Adalah Manchester United dan Chelsea yang harus bersaing hingga adu tos-tosan.   

Final yang berlangsung di Moskwa, Rusia, itu harus dituntaskan dengan adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1 hingga masa perpanjangan waktu.

Empat penendang pertama dari Carlos Tevez, Michael Ballack, Michael Carrick, dan Juliano Belletti, semuanya berlangsung mulus tanpa kendala. Tapi emosi itu baru terkocok setelah tendangan Cristiano Ronaldo gagal menembus gawang Chelsea.

Pada saat itu Frank Lampard dan Ashley Cole sempat membawa Chelsea unggul. Tapi situasi itu berubah drastis ketika tendangan John Terry tidak bisa merobek gawang United.

Sementara empat penendang terakhir dari United, Owen Hergreaves, Nani, Anderson dan Ryan Giggs berhasil menuntaskan tugasnya masing-masing. Sementara Nicolas Anelka yang menjadi penentu tidak mampu menjalankan tugasnya. Dengan demikian harapan Chelsea untuk menjadi juara kandas setelah menyerah 6-5 kepada United.

REAL MADRID 1-3 BAYERN MUNICH (3-3 agg.)
Semi-final leg kedua Liga Champions 2012

Real Madrid CF
Ronaldo
 
Kaka
Alonso
 Ramos
 

Alaba
Gomez
Kroos
Lahm
Schweinsteiger

Bukanlah kali pertama, hati klub Spanyol dibuat luruh oleh pasukan dari Jerman saat harus melakoni adu penalti. Madrid yang sebenarnya meraih keunggulan 2-1 di waktu normal justru gagal di babak paling menentukan; adu penalti.

Dalam adu peruntungan itu, Ronaldo dan Kaka gagal menjadi eksekutor pembuka buat Madrid. Sebaliknya Bayern berhasil menceploskan si kulit bundar dari dua penendang penalti pertamanya yang dilakukan oleh David Alaba dan Mario Gomez.

Penendang penalti ketiga Madrid, Xabi Alonso, sempat menghidupkan peluang Madrid. Apalagi setelah itu dua tendangan penalti Bayern yang dieksekusi oleh Toni Kross dan Philipp Lahm gagal menembus gawang Madrid.

Tetapi sayangnya Sergio Ramos yang sudah terlihat terbeban juga gagal menjalankan tugasnya. Kemenangan Bayern pun diraih setelah Bastian Schweinsteiger yang menjadi penendang kelima berhasil menggetarkan gawang Iker Casillas. Hasil tersebut akhirnya mengantarkan Bayern melaju ke final bertemu dengan Chelsea pada 19 Mei mendatang.

www.goal.com