"Dan ceritakanlah ( hai Muhammad kepada mereka , kisah ) Idris yang terdapat di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. 57 - Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." { Maryam : 56 - 57 }
Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam putera dari Yarid bin Mihla'iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S. dan adalah keturunan pertama yang dikurniai kenabian menjadi Nabi setelah Adam dan Syith.
Nabi Idris menurut sementara riwayat bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadat menyembah Allah serta membeeri beberapa pendoman hidup bagi pengikut-pengikutnya agar menyelamat diri darii seksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai usia 82 tahun.
Diantara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah :
1 . Kesabaran yang disertai iman kepada Allah membawa kemenangan.
2 . Orang yang bahagia ialah orang yang berwaspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya.
3 . Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa maka ikhlaskanlah niatmu demikian pula puasa dan solatmu.
4 . Janganlah bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntup sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.
5 . Taatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
6 . Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya, karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.
7 . Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
8 . Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya seorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.
Dalam hubungan dengan firman Allah bahawa Nabi Idris diangkat kemartabat tinggi Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahawa Nabi Idris wafat tatkala berada di langit keempat dibawa oleh seorang Malaikat Wallahu a'alam bissawab
Kisah Nabi Idris AS Melihat Surga dan Neraka
Setiap
 hari Malaikat Izrael dan Nabi Idris beribadah bersama. Suatu kali, 
sekali lagi Nabi Idris mengajukan permintaan. “Bisakah engkau membawa 
saya melihat surga dan neraka?”
“Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh,” kata Izrael.
Setelah Malaikat Izrael memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya.
“Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun takut melihatnya,” kata Izrael.
“Terus
 terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, 
iman saya menjadi tebal setelah melihatnya,” Nabi Idris menjelaskan 
alasannya.
Waktu
 mereka sampai ke dekat neraka, Nabi Idris langsung pingsan. Penjaga 
neraka adalah Malaikat yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa 
manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris 
tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang mengerikan itu. Api 
neraka berkobar dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan, tak ada 
pemandangan yang lebih mengerikan dibanding tempat ini.
Dengan
 tubuh lemas Nabi Idris meninggalkan tempat yang mengerikan itu. 
Kemudian Izrael membawa Nabi Idris ke surga. “Assalamu’alaikum…” kata 
Izrael kepada Malaikat Ridwan, Malaikat penjaga pintu surga yang sangat 
tampan.
Wajah
 Malaikat Ridwan selalu berseri-seri di hiasi senyum ramah. Siapapun 
akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah lembut ia 
mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang mulia itu.
Waktu
 melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena terpesona. 
Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi Idris 
terpukau tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat indah di 
depannya. “Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah…” ucap Nabi Idris 
beulang-ulang.
Nabi
 Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di pinggir
 sungai terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan perak.
 Ada juga istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan 
ada disetiap penjuru. Buahnya segar, ranum dan harum.
Waktu
 berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka adalah 
para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat tampan 
wajahnya. Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.
Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. “Bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”
“Silahkan
 minum, inilah minuman untuk penghuni surga.” Jawab Izrael. Pelayan 
surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat dari 
emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia amat 
bersyukur bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa 
enak. Tak pernah terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu. 
“Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah,” Nabi Idris mengucap 
syukur berulang-ulang.
Setelah
 puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk 
kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah 
terpikat keindahan dan kenikmatan surga Allah.
“Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti,” kata Nabi Idris.
“Tuan
 boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah 
di hisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan
 orang yang beriman lainnya,” kata Izrael.
“Tapi
 Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah 
mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris 
menjadi satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian. 
Waktu diangkat ke tempat itu, Nabi Isris berusia 82 tahun.
Firman Allah:
“Dan
 ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah orang 
yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah mengangkatnya 
ke martabat yang tinggi.” (QS Al-Anbiya:85-86).
Pada
 saat Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke langit, 
beliau bertemu Nabi Idris. “Siapa orang ini? Tanya Nabi Muhammad kepada 
Jibril yang mendampinginya waktu itu.
“Inilah Idris,” jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat penjelasan Allah tentang Idris dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86, serta Surat Maryam ayat 56 dan 57.
Mudah2n bermanfaat buat sobat sekalian, dan silahkan tinggalkan komennya.
Sumber : berryhs
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar