Selasa, 31 Januari 2012

Sesungguhnya di Bawah Lautan Ada Api dan di Bawah Api Ada Lautan

Baru-baru ini muncul sebuah fenomena retakan di dasar lautan yang mengeluarkan lava, dan lava ini menyebabkan air mendidih hingga suhunya lebih dari seribu derajat Celcius. Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut menguap, dan walaupun air laut ini berlimpah luah, ia tidak bisa memadamkan api. Allah bersumpah dengan fenomena kosmik unik ini. Firman-Nya:

(وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ [الطور: 6
" Ada laut yang di dalam tanahnya ada api."

Nabi SAW bersabda:"Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di bawah api terdapat lautan."
Ulasan Hadis. Hadis ini sangat sesuai dg sumpah Allah SWT yg dilansir oleh Al-quran pd permulaan Surah Ath-Thur, dimana Allah bersumpah (Maha Besar Allah yg tdk membutuhkan sumpah apapun demi lautan yg di dlm tanahnya ada api (Al-Bahr Al-Masjur). Sumpahnya:

وَٱلطُّورِ (١) وَكِتَـٰبٍ۬ مَّسۡطُورٍ۬ (٢) فِى رَقٍّ۬ مَّنشُورٍ۬ (٣) وَٱلۡبَيۡتِ ٱلۡمَعۡمُورِ (٤)وَٱلسَّقۡفِ ٱلۡمَرۡفُوعِ (٥) وَٱلۡبَحۡرِ ٱلۡمَسۡجُورِ (٦) إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَٲقِعٌ۬ (٧) مَّا لَهُ ۥ مِن دَافِعٍ۬ (٨)

"Demi bukit, dan kitab yang ditulis; pada lembaran yang terbuka; dan demi Baitul Ma'mur; dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api, sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat menolaknya." (QS. Ath-Thur (52):1-8)

Bangsa Arab, pd waktu diturunkannya Al-quran tidak mampu menangkap dan memahami isyarat sumpah Allah SWT demi lautan yg di dalam tanahnya ada api ini. Krn bangsa Arab (kala itu) hanya mengenal makna sajara sebagai menyalakan tungku pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih. Sehingga dalam persepsi mereka, panas dan air adalah sesuatu yg bertentangan. Air mematikan panas sedangkan panas itu menguapkan air. Lalu bagaimana mungkin dua hal yang berlawanan dapat hidup berdampingan dalam sebuah ikatan yang kuat tanpa ada yg rusak salah satunya?

Persepsi demikan mendorong mereka untuk menisbatkan kejadian ini sebagai peristiwa di akhirat (bukan di dunia nyata). Apalagi didukung dengan firman Allah SWT yg terdapat dalam surah At-Takwir:

وَإِذَا ٱلۡبِحَارُ سُجِّرَتۡ (٦)
artinya : "Dan apabila lautan dipanaskan." (QS. At-Takwir (81):6)

Memang, ayat-ayat pada permulaan Surah At-Takwir mengisyaratkan peristiwa-peristiwa futuristik yang akan terjadi di akhirat kelak, namun sumpah Allah SWT dalam Surah Ath-Thur semuanya menggunakan sarana-sarana empirik yang benar-benar ada dan dapat ditemukan dalam hidup kita (di dunia).

Hal inilah yang mendorong sejumlah ahli tafsir untuk meneliti makna dan arti bahasa kata kerja sajara selain menyalakan sesuatu hingga membuatnya panas. Dan mereka ternyata menemukan makna dan arti lain dari kata sajara, yaitu mala'a dan kaffa (memenuhi dan menahan). Mereka tentu saja sangat gembira dengan penemuan makna dan arti baru ini karena makna baru ini dapat memecahkan kemusykilan ini dengan pengertian baru bahwa Allah SWT telah memberikan anugerah kepada semua manusia dengan mengisi dan memenuhi bagian bumi yang rendah dengan air sambil menahannya agar tidak meluap secara berlebihan ke daratan.

Namun, hadis Rasulullah SAW yg sedang kita bahas ini secara singkat menegaskan bahwa: Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api ada lautan.

Setelah Perang Dunia II, para peneliti turun dan menyelam ke dasar laut dan samudera dalam rangka
mencari alternatif berbagai barang tambang yang sudah nyaris habis cadangannya di daratan akibat konsumerisme budaya materialistik yang dijalani manusia sekarang ini. Mereka dikejutkan dengan rangkaian gunung berapi (volcanic mountain chain) yang membentang berpuluh-puluh ribu kilometer di tengah-tengah seluruh samudera bumi yang kemudian mereka sebut sebagai 'gunung-gunung tengah samudera'.

Dengan mengkaji rangkaian gunung-gunung tengah samudera ini tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian besarterdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat melalui sebuah jaring retak yang sangat besar. Jaring retak ini dapat merobek lapisan bebatuan bumi dan ia melingkupi bola bumi kita secara sempurna dari segala arah dan terpusat di dalam dasar samudera dan beberapa lautan.sedangkan kedalamannya mencapai 65 km. Kedalaman jaring retak ini menembus lapisan bebatuan bumi secara penuh hingga menyentuh lapisan lunak bumi (lapisan bumi ketiga) yang memiliki unsur bebatuan yang sangat elastis, semi cair, dan memiliki tingkat kepadatan dan kerekatan tinggi.

Bebatuan lunak ini didorong oleh arus muatan yang panas ke dasar semua samudera dan beberapa lautan semacam Laut Merah dengan suhu panas yang melebihi 1.000 derajat Celcius. Batuan-batuan elastis yang beratnya mencapai jutaan ton ini mendorong kedua sisi samudera atau laut ke kanan dan ke kiri yang kemudian disebut oleh para ilmuwan dengan "fenomena perluasan dasar laut dan samudera." Dengan terus berlangsungnya proses perluasan ini, maka wilayah-wilayah yang dihasilkan oleh proses perluasan itupun penuh dengan magma bebatuan yang mampu menimbulkan pendidihan di dasar samudera dan beberapa dasar laut.
Salah satu fenomena yang mencengangkan para ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panaspun tidak mempu memanaskan air laut dan samudera. Keseimbangan dua hal yang berlawanan: air dan api di atas dasar samudera bumi, termasuk di dalamnya Samudera Antartika Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan seperti Laut Merah merupakan saksi hidup dan bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT yang tiada batas.

Laut Merah misalnya, merupakan laut terbuka yang banyak mengalami guncangan gunung berapi secara keras sehingga sedimen dasar laut inipun kaya dengan beragam jenis barang tambang. Atas dasar pemikiran ini, dilakukanlah proyek bersama antara Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, Sudan, dan salah satu negara Eropa untuk mengeksploitasi beberapa kekayaan tambang yang menggumpal di dasar Laut Merah.

Kapal-kapal proyek ini melemparkan stapler barang tambang untuk mengumpulkan sampel tanah dasar Laut Merah tersebut. Stapler pengeruk sampel tanah itu diangkat dalam batang air yang ketebalannya mencapai 3.000 m. Dan jika stapler sampai ke permukaan kapal, tidak ada seorangpun yang berani mendekat karena sangat panasnya. Begitu dibuka, maka keluarlah tanah dan uap air panas yang suhunya mencapai 3.000 derajat Celcius. Dengan demikian, sudah terbukti nyata di kalangan ilmuwan kontemporer, bahwa ledakan gunung vulkanik di atas dasar setiap samudera dan dasar sejumlah laut jauh melebihi ledakan vulkanik serupa yang terjadi di daratan.

Kemudian terbukti pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di bumi dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan vulkanik dari setiap moncong gunung berapi. Pecahan-pecahan lapisan berbatu bumi menembus lapisan ini hingga kedalaman tertentu mampu mencapai lapisan lunak bumi. Di dalam pisan lunak bumi dan lapisan bawahnya, magma vulkanik menyimpan air yang puluhan kali lipat lebih banyak dibanding debit air yang ada di permukaan bumi.

Dari sini tampaklah kehebatan hadis Nabi SAW ini yang menetapkan sejumlah fakta-fakta bumi yang mencengangkan dengan sabda:
Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api ada lautan.
Sebab fakta-fakta ini baru terungkap dan baru bisa diketahui oleh umat manusia pada beberapa tahun terakhir.
Pelansiran fakta-fakta ini secara detail dan sangat ilmiah dalam hadis Rasulullah SAW menjadi bukti tersendiri akan kenabian dan kerasulan Muhammad SAW, sekaligus membuktikan bahwa ia selalu terhubung dengan wahyu langit dan diberitahui oleh Allah Sang maha Pencipta langit dan bumi. Maha benar Allah yang menyatakan:

"Dan tiadalah yang diucapkannya itu [Al Qur'an] menurut kemauan hawa nafsunya. (3)Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan [kepadanya], (4) yang diajarkan kepadanya oleh [Jibril] yang sangat kuat, (5) Yang mempunyai akal yang cerdas; dan [Jibril itu] menampakkan diri dengan rupa yang asli, (6) sedang dia berada di ufuk yang tinggi. (7) Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, (8)maka jadilah dia dekat [pada Muhammad sejarak] dua ujung busur panah atau lebih dekat [lagi]. (9) Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya [Muhammad] apa yang telah Allah wahyukan. (10) (QS. An-Najm (53):3-10)

Tidak seorangpun di muka bumi ini yang mengetahui fakta-fakta ini kecuali baru pada beberapa dekade terakhir. Sehingga lontaran fakta ini dalam hadis Rasulullah SAW benar-benar merupakan kemukjizatan dan saksi yang menegaskan kenabian Muhammad SAW dan kesempurnaan kerasulannya.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
sumber: Pembuktian Sains dalam Sunnah

Senin, 30 Januari 2012

Pedang Tertajam di Dunia Adalah Pedang Damascus

Pedang Tertajam Di Dunia - Pedang Terbaik Di Dunia - Pedang Damaskus



Saat Perang Salib, pasukan Eropa dikejutkan oleh pedang yg dimiliki oleh pasukan Arab dan Persia. Pedang mereka dengan mudah menembus baju zirah pasukan crusader, bahkan mampu membelah tameng.

Inilah Pedang Damaskus, terbuat dari baja yg diolah dengan teknik khusus sehingga bisa memiliki permukaan yg sangat kuat dan tajam. Teknik pembuatan pedang ini begitu rahasia sehingga hanya beberapa keluarga pandai besi di Damascus saja yang menguasainya, ini juga sebabnya teknik pembuatan baja Damascus akhirnya punah.

Hingga kini teknologi metalurgi yg paling canggih pun belum mampu membuat pedang yg lebih tajam dari Pedang Damascus. Pedang Damascus adalah pedang yg paling tajam di dunia, lebih tajam daripada Katana Jepang maupun Kris Indonesia. Selain kuat, baja Damascus juga sangat lentur sehingga betul-betul sempurna untuk dijadikan pedang atau pisau.

Pedang ini mampu membelah sutera yg dijatuhkan ke atasnya, juga mampu membelah pedang lain atau batu tanpa mengalami kerusakan sama sekali. Sebuah penelitian mikroskopik menemukan bahwa pedang-pedang ini ternyata memiliki semacam lapisan kaca dipermukaannya. Bisa dikatakan para ilmuwan muslim di timur tengah telah mencapai teknologi nano sejak seribu tahun yg lalu.

Beberapa ahli metalurgi modern mengaku berhasil membuat baja yg sangat mirip dengan baja Damascus, namun tetap belum berhasil meniru 100%. Teknik pembuatan Pedang Damascus termasuk salah satu Pengetahuan Islam Yang Hilang. Pedang, tombak dan Pisau Damascus yg tersisa kini tersebar di berbagai Museum di seluruh dunia.

Komentar Ahli Pedang Terhadap Pedang Damascus

Di dunia nyata ini saya bisa menemukan komentar dari ahli pedang damaskus yang tulisannya dimuat di majalah Scientific American (SA) berikut:

"And those with Damascus sword- which westerners first encountered during the Crusades against the Muslim nation-had what some consider to be the best sword of all" –John D Verhoeven, SA Vol.284, Jan 2001

Dan konon ceritanya, pedang damaskus mampu membelah kain sutera menjadi dua bagian di udara. Anda bisa banyangkan setajam apakah pedang ini. Dan jangan bayangkan lebih lanjut jika pedang ini mengenai leher.

Karakter Utama Dalam Pembuatan Sebuah Pedang

Bicara soal pedang. Apakah karakter yang dibutuhkan oleh sebuah pedang? Pedang harus punya dua karakter utama pertama adalah tajam, dan kedua adalah tangguh. Tajam tentunya cukup jelas, harus dapat memotong sasaran menjadi bagian yang sempurna. Dan tangguh adalah kemampuan untuk menyerap energi sebesar mungkin tanpa harus patah, tangguh lawannya adalah getas atau brittle (mudah patah/pecah). Tangguh ini adalah mirip seperti sifat palu yang digunakan untuk membelah batu. Tidak seperti sifat bodi kendaraan balap F1 yang ketika tabrakan hancur berkeping-keping. Tentunya, adalah sangat menghawatikan, kalau misalnya pedang harus patah di tengah medan perang ketika melawan pedang musuh.

Menjadi masalah kemudian dua karakter diatas tajam dan tangguh adalah suatu karakter yang saling berkebalikan. Tajam cenderung getas dan tangguh cenderung tidak tajam. Atau dengan kata lain ketika seorang menaikkan ketajaman (catatan: tajam hampir sama dengan keras), ketangguhan cenderung turun dan begitu sebaliknya. Sehingga tantanganya adalah bagaimana mengkombinasikan dua karakter itu menjadi satu seutuhnya, tangguh sekaligus tajam.

Untuk mendapatkan sifat itu, pembuat pedang (empu/smith) sering menggunakan teknik tempa dengan menggabungkan dua baja yang mempunya sifat tangguh dan sifat tajam/keras. Caranya dengan menaruh baja keras di bagian luar (sisi tajam) dan baja tangguh pada bagian dalam pedang kemudian menempanya berulang kali. Sehingga dua baja dengan karakter beda itu menjadi satu dalam pedang. Cara ini sering juga disebut dengan pattern welding. Katana dari Jepang dan juga Keris dari Indonesia dibuat dengan metode ini. Tapi tidak dengan pedang damaskus.

Itulah yang kemudian mejadi unik, sebab sampai sekarang metode exact pembuatan pedang ini kurang lebihnya masih misterius. Meski ada beberapa ahli yang mengklaim telah berhasil membuat pedang tiruannya, namun masih diragukan kemampuannya. Sebab ternyata berdasarkan observasi dengan alat yang modern dan canggih, jika dilihat jauh lebih dalam lagi ke struktur pedang damaskus, terdapat sesuatu struktur yang canggih yaitu struktur carbon nanotube (ditemukan baru pada tahun 1991). Ahli diatas, yang mengklaim telah berhasil membuat pedang damaskus tiruan belum membuktikan bahwa dalam struktur lebih dalam ia juga menemukan struktur yang sama- carbon nanotubes tadi.

Apa itu Struktur Nanotube?

Dilihat dari asal katanya nano yang adalah ukuran, yaitu 1 nanometer sama dengan 1 per satu milyar meter. Anda bisa membayangkan betapa sungguh sangat kecil itu. Tube adalah suatu bentuk seperti pipa, lihat gambar di atas (dalam dunia engineering istilah tube tidak sama dengan pipa). Carbon nanotubes adalah struktur lain dari atom karbon yang sama dengan atom karbon pada grafit yang sering kita temui sebagai bahan ujung pensil. Dan sama juga dengan atom karbon pada diamond. Dengan kata lain perbedaaannya hanya ada pada struktur kristalnya.

Lalu apa hubungangannya dengan ketangguhan dan ketajaman pedang? Carbon nanotube mempunyai karakter yang luar biasa, kekuatannya 20-30 kali kekuatan baja paling kuat, demikian juga dengan kekerasannya. Jadi jika misalnya seutas kawat dengan diameter sekian milimeter mampu menahan sepenuhnya tubuh satu orang unuk menggantungkan diri dari sebuah helikopter, maka hanya dibutuhnya kawat nanotubes dengan luas penampang 1/20 dari luas penampang baja tadi. Dengan kata lain, dengan luas penampang yang sama, kawat carbon nanotube dapat menahan kurang lebih 20 kali beban yang mampu ditahan kawat baja tadi.

Baja pada umumnya mempunyai fasa dominan yang disebut ferit yang sifatnya lunak. Namun pada baja pedang damaskus, terdapat struktur (fasa) carbon nanotubes yang sangat kuat. Stuktur carbon nanotube tadi terdistribusi tertentu di dalam ferit, sedemikian hingga menghasilkan kombinasi sifat akhir yang sangat luar biasa. Itulah pedang yang ditakuti para ksatria Eropa selama beratus-ratus tahun.

Dan sampai saat ini belum ada scientists yang bisa menemukan bagaimana cara membuat carbon nanotubes dalam struktur mikro baja. Termasuk bagaimana membuat pedang damaskus dengan struktur yang sama seperti aslinya.

Pesan : "Maha Besar ALLAH Atas Segala Ciptaan-Nya"

Sumber : imankikuk

Minggu, 29 Januari 2012

Dahsyatnya Neraka dan Indahnya Surga

Perjalanan terakhir bagi umat manusia tidak lain dan tidak bukan adalah antara surga dan neraka. Bagi siapa yang termasuk golongan kanan, dia adalah orang yang sangat beruntung. Namun bagi siapa yang ada di golongan kiri, dia adalah orang yang sangat rugi.

Dahsyatnya Neraka



Kondisi Penduduk Neraka
  • Wajah mereka cacat dan terbakar (QS. Al Mukminum:104)
  • Setiap kulit yang matang karena terbakar maka Allah akan mengganti kulit yang baru, begitu seterusnya. (QS. An-Nisa:56)
  • Wajah yang hangus menghitam, karena kepala mereka akan di pakaikan mahkota api.
  • Penduduk neraka akan mengeluarkan bau yang sangat busuk dari tubuh mereka.
Pakaian dari Neraka
  • Pakaian dari Qathiran yang terbuat dari tembaga yang dilebur. (QS.Ibrahim: 49-50)
  • Tikar dan selimut Api (QS. Al Araf:41)
Makanan dan Minuman Neraka
  • Pohon Zaqqum, Mayangnya seperti kepala Syetan, tumbuh dibawah dasar neraka Jahim, setiap yang memakannya , maka ususnya akan terburai. (Qs. Ad-Dukhan (44) ayat 43-46)
  • Pohon Dhari yaitu pohon duri yang sangat keras, tidak dapat menggemukan dan tidak menghilangkan lapar, karena ia menyumbat tenggorokan, tidak keluar dan tidak juga masuk ke dalam perut demikian menurut Ibnu Abbas. (QS. Al Ghasiyah:6)
  • Ghislin, nanah bercampur darah yang keluar dari penduduk neraka. (QS. Al Haqqah:35-37)
  • Al hamim, yaitu air yang sangat panas yang akan disuguhkan dengan besi panas yang ujungnya di bengkokkan.(QS. An Naba’:24-25)
  • Al Ghassaq, air yang sangat dingin menurut Ibnu umar ia adalah nanah kental yang jika setetesnya ditumpahkan dibarat bumi, niscaya penduduk timur akan mencium baunya yang sangat busuk.
  • Ash Shadid (QS. Ibrahim:16) yaitu air nanah bercampur darah. Ibnu Rajab berkata, air Shadid akan membuat wajah mereka hangus sekaligus membuat seluruh kulit kepala dan rambutnya mengelupas.
Pintu-pintu Neraka

Jahanam memiliki 7 Pintu yang tiap pintu telah ditetapkan golongan yang akan memasukinya. (QS. Al Hijr: 43-44)

Para Penjaga Neraka

Allah menggambarkan tentang karakter malaikat penjaga neraka, mereka adalah makhluk yang sangat keras dan kasar. (QS. At tahrim:6)

Jeritan, Rintihan dan Lolongan (Teriakan) Penduduk Neraka.
  • Diantara kengerian neraka: Penduduknya merintih dan menjerit serta melolong seperti keledai yang meringkik keras, yang demikian itu karena saking pedihnya siksa yang dirasakan. (QS. Al Anbiya:100,Hud:106)
  • Penduduk Neraka akan menangis sampai air matanya habis, sehingga yang keluar dari matanya adalah darah. Mereka merintih dan memohon ampun agar dapat di keluarkan dari siksa neraka mereka berjanji akan beramal shaleh jika dikembalikan di dunia. Namun harapan mereka adalah harapan kosong dan doa mereka adalah doa yang sia-sia. Malaikat berkata,”Sesungguhnya kalian akan tetap berada di Neraka ini.” (QS. Az Zukhruf:77)
Sumur dan Jurang Neraka

Kedalamannya sebagaimana yang disampaikan Rasullullah Saw, dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah.”Pada suatu hari kami bersama nabi Saw. Lantas kami Mendengar suara benda jatuh kemudian Rasulullah Saw bersabda, “Tahukah kalian, suara apakah itu? “kami menjawab,” Allah dan Rasullah lebih mengetahuinya”Nabi Saw bersabda itu adalah suara batu yang dikirim dari neraka jahanam sejak 70 tahun yang lalu dan sekarang baru sampai ke dasar neraka.” (HR. Muslim)

Pemandangan Lain di Jahanam
  • Dijahanam terdapat sebuah gunung api “Shu’uda” yang Allah memerintahkan orang kafir untuk mendakinya.(QS. Al Muddatsir:17) menurut hadist riwayat Imam Ahmad, setiap kali dia meletakan tangannya diatas gunung tersebut, maka tangannya langsung meleleh dan ketika diangkat akan kembali seperti semula. Dia akan menghabiskan waktu selama 70 tahun untuk mendakinya dan menuruninya selama 70 tahun juga.
  • Di jahanam juga terdapat lembah Al Ghayy, yaitu lembah di atas jahanam yang dialiri nanah bercampur darah dari para penghuni neraka, lembah ini disediakan Allah kepada mereka yang meremehkan sholat dan mengikuti sahwatnya.
  • Juga lembah Atsam yang berisi ular dan kalajengking, adzab di dalamnya berlipat-lipat, lembah ini diperuntukan bagi mereka yang berbuat syirik, berzina, dan membunuh jiwa tanpa hak. (QS. Al Furqan:68)
  • Ada juga lembah Maubiqa yang berisi nanah di dalam neraka jahanam, Allah menyiapkan untuk para penyembah berhala. (QS. Al Kahfi:51-52)
  • Ada juga sebuah rumah bernama Al Falaq, Ibnu rajab mengatakan, jika pintunya di buka maka seluruh penduduk neraka akan menjerit karena tidak mampu menahan panasnya. Wallahualam
  • Di jahanam juga terdapat penjara “Bulas” di mana orang-orang yang menyombongkan diri akan digiring seperti semut kecil berbentuk manusia, mereka diselimuti dengan kobaran api dan terbenam dalam keringat dan nanah yang bercampur darah penduduk neraka.(HR. Ahmad, Hasan)
  • Di dalam jahanam ada 3 belenggu Al aghlal yaitu belenggu dari besi membara yang di pasang dileher penduduk neraka. (QS. Saba’:33), Al Ashfad yaitu tali api yang sangat kuat sehingga membuat orang tidak berdaya. (QS. Ibrahim:49) dan As salasil yaitu rantai besi yang panjangnya 70 hasta (QS. Al Haqqah:32)
  • Cambuk jahaman. Allah berfirman “Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi” (QS. Al Hajj:21)
Indahnya Surga



Buah-Buahan & Tanaman Surga
  • Buah-buahan disurga banyak yang serupa dengan buah-buahan di dunia, dilihat dari bentuk dan namanya, bedanya buah di surga buah tersebut tidak layu, busuk, tua atau mengecil dan berkurang sebagaimana buah yang di dunia. Di antara nama buah yang disebut dalam Al-Qur’an adalah delima dan anggur. (QS. Ar Rahman:68)
  • Ibnu Abbas berkata ,”Apabila penghuni surga tertarik untuk memetik bauh-buahan surga, maka buah–buah tersebut mendekat kepadanya hingga dia dapat mengambil buah yang mana ia sukai”. Ia juga berkata”Buah-buah di surga seperti anggur, ia lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, lebih lembut dari pada tepung dan didalamnya tidak ada biji. Adanya tanaman di surga, setelah benihnya disebar maka tumbuh dalam seketika dan siap panen saat itu juga. (HR. Bukhari)
Bangunan Surga

Bangunan yang terbuat dari batu bata emas dan perak. Adukannya beraroma kasturi yang sangat harum, kerikilnya terbuat dari mutiara Lu’lu dan Yaquth dan tanahnya terbuat dari za’faran, seperti tepung putih yang beraroma kasturi. Bentuk-bentuk bangunannya adalah kubah-kubah indah yang terbuat dari mutiara. Rasullullah Saw berjanji barang siapa yang sholat sunnah 12 rakaat sehari semalam, maka Allah akan membangun sebuah rumah untuknya di surga.

Pintu-Pintu di Surga
  • Di dalam surga terdapat 8 pintu, di antaranya adalah pintu Ar-rayyan yang di peruntukan bagi orang yang shaum (Puasa). Seorang wanita yang rajin sholat 5 waktu dan shaum lalu meninggal sedangkan suaminya ridha maka ia akan dipersilakan untuk masuk surga dari pintu manapun yang ia sukai. Pintu-pintu surga senantiasa terbuka, orang yang rajin sholat akan masuk pintu shalat, yang berjihad akan dipanggil dari pintu jihad dan yang bersedekah akan dipanggil masuk dari pintu sedekah. (HR. Bukhari, Muslim)
  • Luas dan lebar pintu surga seperti jarak pengendara tercepat selama 3 hari, jarak antara satu pintu dengan pintu lainnya seperti antara Makkah dengan Bushra.
Pasar di Surga

Rasulullah bersabda ”Sesungguhnya disurga terdapat pasar yang di datangi penghuni surga setiap hari jum’at. Angin utara berhembus dan menerpa wajah dan pakaian mereka hingga membuat mereka semakin tampan dan menarik. Dalam keadaan seperti itu mereka pulang menemui istrinya masing-masing, istri-istrinya mereka berkata,”Demi Allah anda kok semakin tampan dan ganteng saja”, mereka menjawab.”Kalian juga semakin cantik dan ayu”. (HR. Muslim).

Angin dan Bau Surga

Bau aroma surga bisa dicium dari jarak 100 tahun, Ibnu Qayyim berkata aroma surga itu ada 2 macam. Pertama aroma yang bisa ditemui di surga yang dicium oleh para arwah dan tidak bisa diketahui dengan panca indra seperti halnya aroma bunga dan lain sebagainya. Aroma jenis kedua bisa dijangkau oleh penghuni surga kelak, baik dari tempat jauh maupun dekat. Adapun aroma surga di dunia maka ia bisa dicium oleh orang-orang yang dikehendaki Allah, seperti para nabi dan rasul.

Derajat di Surga
  • Rasulullah Saw bersabda sesungguhnya di surga terdapat 100 tingkatan yang disediakan Allah bagi yang berjihad di jalannya, jarak antara satu tingkat dengan tingkat lainnya seperti jarak antara langit dan bumi. Maka jika kalian minta kepada Allah, mintalah surga firdaus. (HR. Bukhari)
  • Tempat tertinggi di surga adalah Al Wasilah yang terletak di surga tertinggi. Ia hanya di huni oleh seseorang yaitu Rasullullah Saw.
Bidadari Surga

Bidadari surga adalah makhluk berkelamin wanita yang di ciptakan Allah untuk penghuni surga. Al-Qur’an dan sunnah menggambarkan tentang keindahan dan kesempurnaan penciptaan mereka. Digambarkan bahwa mereka adalah bidadari yang cantik jelita, putih bersih, dipingit didalam kemah, senantiasa menundukan pandangan, Allah menyebut mereka dengan Khairatun hisan (bidadari yang baik dan cantik), mereka perawan, penuh cinta dan sebaya, kulitnya halus. Dalam hadist bukhari disebutkan kalau kiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia menyinari langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorangwanita surga lebih baik dari pada dunia dan isinya.

Pemandangan Lain Disurga

Para penghuni surga akan dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal. Mereka duduk sambil bersandar diatas dipan-dipan yang indah. (Al Kahfi:30-31) kasur surga adalah kasur tebal dan empuk. Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra. (QS. Ar Rahman:54,76)

Kemah, Ranjang dan Sofa Disurga

Rasullullah bersabda” sesungguhnya setiap orang mukmin di surga disiapkan kemah dari suatu mutiara Lu’lu yang berongga. Tingginya 60 mil. Di dalamnya terdapat keluargannya dan orang beriman berjalan mengelilingi mereka, sebagian mereka tidak bis melihat sebagian yang lain. (HR. Bukhari, Muslim)

Pelayan di Surga
  • Yang senantiasa sibuk melayani para penghuni surga adalah Wildanun Mukhailadun. Mereka adalah anak orang-orang Muslim yang meninggal sewaktu kecil. (QS. Al-Waqiah:17-18)
  • Kendaraan mereka adalah Kuda dan Unta bersayap yang terbuat dari mutiara
Keadaan Para Penghuni Surga
  • Para penghuni surga mulus, tampan, dan bercelak, mereka akan senantiasa muda dan pakaiannya tidak pernah usang.
  • Golongan Pertama yang masuk surga kelihatan seperti bulan purnama. Mereka tidak pernah kencing dan buang air besar, mereka tidak beringus dan meludah. Sisir mereka terbuat dari emas dan bejananya terbuat dari Misk.
  • Para penghuni surga kebanyakan adalah orang miskin dan lemah.
  • Rasulullah adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu surga. (HR. Muslim)
  • Diantara ciri penghuni surga adalah sebagaimana sabda nabi Saw.”Maukah aku tunjukan tentang penghuni surga? Ia adalah orang yang lemah dan merendahkan diri (Tawadu). Jika ia bersumpah atas nama Allah, pasti Allah memperkenankan sumpahnya.” (HR. Bukhari & Muslim)
  • Yang terbanyak dari penghuni surga adalah umat Nabi Muhammad Saw. Rasulullah menyebutkan bahwa penghuni surga berjumlah 120 shaf(barisan) dan umat Muhammad berjumlah 80 Shaf dari 120 Shaf tadi (2/3 Penduduk surga)
Yang Pertama Kali Masuk Surga

Yang pertama kali masuk surga adalah Rasulullah dan Abu bakar ash Shiddiq, kelompok pertama yang akan masuk surga tanpa hisab berjumlah 70.000 orang mereka saling bergandengan tangan hingga masuk surga semuanya, wajah mereka seperti rembulan saat purnama (HR. Bukhari). Rasulullah bersabda ”adapun tiga orang yang pertama kali masuk surga adalah syahid, seorang hamba yang tidak disibukan oleh dunia dan taat kepada rabbnya, namun ia menjaga diri dari meminta-minta (HR. Ahmad). Orang-orang miskin akan masuk surga terlebih dahulu dari orang-orang kaya arena mereka tidak memiliki sesuatu untuk dihisab. Selisih waktu antara keduanya adalah 40 Tahun (HR. Ahmad)

Yang Terakhir Kali Masuk Surga

Hamba yang terakhir kali masuk surga adalah orang yang melintasi titian , terkadang berjalan dan terkadang merangkak dan terkadang dilalap Api Neraka hingga hangus. Allah memerintahkannya untuk masuk surga , namun ia melihat seakan surga telah penuh sesak. Allah berkata kepadanya bahwa ia akan diberi kenikmatan 10 X dunia dan isinya. Hingga ia merasa dipermainkan Allah. Namun Allah berfirman itulah derajat penghuni surga yang paling rendah kelasnya (sebagaimana yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim)

Sumber : imankikuk

Sabtu, 28 Januari 2012

Tokoh- Tokoh ilmuan islam

Bidang Ilmu Pengetahuan Agama

Ilmu Tauhid

Ilmu Tauhid ialah ilmu yang mempelajari tentang keimanan, keyakinan, dan akidah. Tokoh yang paling terkenal di bidang ilmu tauhid adalah Abu Hasan Al Asy'ari.

Abu Hasan Al Asy'ari adalah tokoh ilmuwan muslim di bidang ilmu tauhid. Beliau lahir di Baghdad tahun 873 M. Ajaran Abu Hasan Al Asy'ari dikenal dengan paham Asy'ariah. Adapun ajaran Asy'ariah yang berkembang sampai saat ini adalah sifat wajib Allah swt. ada 13 (wujud, qidam, baqa, mukhalafatul lilhawadis, qiyamuhu binafsihi, wahdaniyat, qudrat, iradat, ilmu, hayat. sama', bashar dan kalam) ditambah dengan 7 sifat maknawiyah (qadiran, muridan, 'aliman, hayyan, sami'an, basiran, mutakalliman), sehingga menjadi 20 sifat wajib bagi Allah swt.

Ilmu Fiqih

Ilmu fiqih adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara beribadah dan muamalah. Tokoh yang paling terkenal di bidang ilmu fiqih diantaranya adalah Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i, dan Imam Hambali. Ajaran mereka dikenal dengan sebutan Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i, dan Mazhab Hambali. Mereka dikenal sebagai mujtahid besar di bidang hukum Islam.

Imam Hanafi, nama lengkapnya adalah An Nukman bin Tsabit. Lahir tahun 700 M di Kufah, Irak. Ajarannya dalam ilmu fiqih adalah selalu berpegang pada Al-Qur'an dan hadis. Beliau tidak menghendaki adanya taklid dan bid'ah yang tidak ada dasarnya dalam Al Qur'an dan hadis. Dalam menetapkan hukum fiqih beliau bersumber pada Al Qur'an, hadis, qiyas dan ihtisan.

Imam Maliki, nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Malik bin Annas. Beliau lahir di Madinah tahun 716 M. Beliau merupakan ulama besar di kawasan Arab. Dalam menetapkan ilmu fiqih, beliau berpedoman pada Al Qur'an, hadis, ijma sahabat, dan kemaslahatan urf (adat) penduduk Madinah. Buku karangannya diantaranya adalah Al Muwaththa. Imam Maliki ini adalah guru Imam Syafi'i.

Imam Syafi'i, nama lengkapnya adalah Muhammad Ibnu Idris bin Abbas bin Usman Asy Syafi'i. Beliau dilahirkan di Palestina tahun 767 M. Menurut riwayat, beliau telah mahir membaca dan menulis Arab pada usia 5 tahun. Pada usia 9 tahun, beliau telah hafal Al Quran 30 juz. Pada usia 10 tahun, beliau sudah menghafal hadis yang terdapat dalam kitab Al Muwaththa karya Imam Malik. Di usianya yang 15 tahun, beliau lulus dalam spesialisasi hadis dari gurunya Imam Sufyan bin Uyaina, sehingga beliau diberi kepercayaan untuk mengajar dan memberi fatwa kepada masyarakat dan menjadi guru besar di Masjidil Haram, Mekah. Dalam menetapkan ilmu fiqih, Imam Syafi'i berpedoman pada Al Qur'an, hadis, ijma' dan qiyas.

Buku karangan Imam Syafi'i adalah Ar Risalah dan Al 'Um. Ajaran Imam Syafi'i terkenal dengan Mazhab Syafi'i yang banyak dianut oleh umat Islam di Indonesia, Asia Tenggara, Mesir, Baghdad, dan negara lainnya.


Imam Hambali, nama lengkapnya adalah Ahmad bin Hambal Asy Syaibani. Beliau lahir di Baghdad tahun 855 M. Ajarannya terkenal dengan nama Mazhab Hambali. Dalam menetapkan hukum fiqih, Imam Hambali berpedoman pada Al Qur'an, hadis, dan fatwa para sahabat.

Ilmu Akhlak

Ilmu Akhlak adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh ilmuwan muslim di bidang ilmu akhlak yang peling terkenal adalah Imam Ghazali.

Imam Ghazali, nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali. Beliau lahir di Iran tahun 1058 M. Beliau tokoh yang terkenal dalam bidang ilmu tafsir, ilmu fiqih, ilmu filsafat, dan ilmu akhlak. Karena keluasan ilmunya, beliau mendapat gelar Hujjatul Islam. Karya beliau diantaranya adalah Tahafut Al Falasifah, Huluqul Muslim, dan yang terkenal adalah Ihya' Ulumuddin.
Al Ghazali Yang wafat Pada tahun 1111 ini juga merupakan pelopor pembuat klasifikasi fungsi sosial pengetahuan yang dalam perkembangannya mengarah timbulnya berbagai jenis referensi dan karya biografi, ahli ilmu kalam, ahli tasawuf.

Bidang Ilmu Pengetahuan Umum

Selain bermunculan tokoh-tokoh keislaman, pada masa Daulah Abbasiah telah lahir pula tokoh-tokoh ilmu pengetahuan umum, misalnya di bidang kedokteran, matematika, fisika, kimia, astronomi, dan sebagainya. Tokoh ilmuwan muslim yang terkenal dalam bidang ilmu pengetahuan umum ialah sebagai berikut.

Ibnu Sina, nama lengkapnya adalah Abu Ali Al Huzaini bin Abdullah Ibnu Sina. Ia adalah tokoh dalam bidang kedokteran dan filsafat. Beliau lahir di Bukhara, negara bagian Uni Soviet tahun 980 M. Pada usia 10 tahun, beliau sudah hafal Al Qur'an. Pada usia 16 tahun, beliau sudah menguasai ilmu biologi dan ilmu kedokteran, sehingga ketika usianya 17 tahun, ia dipanggil penguasa untuk mengobatinya sampai berhasil sembuh. Karya beliau diantaranya adalah Al Qanun fi Tibb (yang dalam bahasa Inggris disebut The Canon of Medicine & dijadikan pedoman hampir semua dokter di dunia), An Najad, dan Asy Syifa.
Ibnu Sina (wafat thn 1037) dikenal oleh barat dengan nama Aveciena; ilmuwan ensiklopedi, dokter, psikolog, penulis kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran barat), menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC, Diabetes dan penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.
Ibnu Sina Juga dijadikan guru para dokter atau di Eropa dikenal sebagai  Madicorum Principal ( atau Rajanya para Dokter).

Al Farabi, nama lengkapnya adalah Abu Nasr ibn Muhammad ibn Turchan Uslaq Al Farabi. Ia lahir di Wasij, sebuah desa di Farab wilayah Transoxania, pada tahun 870-950 M/ 158-339 H. Ia adalah keturunan Turki yang sering dianggap sebagai guru kedua dari Aristoteles. Al Farabi merupakan seorang filosof yang memiliki wawasan pengetahuan yang luas. Hal ini dapat dilihat dari  karya dan pemikirannya dalam fushus Al Hikam, Al Mufarrikah, Al Madinah, dan Al Fadhillah.
Al Farabi (wafat thn 950) juga dikenal sebagai ahli musik dan filsafat Yunani, (salah satu karya besarnya dijiplak bebas oleh Thomas Aquinas).


Al Biruni, nama lengkapnya adalah Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al Biruni. Selain ahli dalam ilmu fisika, beliau juga menguasai ilmu astronomi. Diantara karyanya yang terkenal adalah kitab Al Atsar Al Bakiyya'an Al Qanun Al Khaliyyah, kitab Tafkhim li Awa 'i As Sina'a At Tanzum, Qanun Al Mas'udi fi Al Hayah wa An Nuzum.


Jabir ibn Hayyan, nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Jabir ibn Hayyan Al Kufi As Sufi. Ia lahir pada tahun 721-815 M/ 103-200H. Beliau terkenal sebagai seorang ahli kimia dari kalangan kaum muslimin.
Beliau dengan berbagai eksperimennya, berhasil menjadi penemu sejumlah perlengkapan alat laboraturium modern, system penyulingan air, identifikasi alkali, asam, garam, mengolah asam sulfur, soda api, asam nitrihidrokhlorik pelarut logam dan air raksa (jauh sebelum Mary Mercurie), pembuat campuran komplek untuk cat, zat anti karat, dan tinta yang dapat di baca di tempat gelap.
Jabir Ibnu Hayyan juga mendapat julukan "Bapak Ilmu Kimia Dunia" dan menjadi orang pertama yang mendirikan laboratorium jauh dari pemukiman penduduk, agar tidak membahayakan mereka dari bahaya zat kimia.
Karya tulisnya tidak kurang dari seratus buku tentang ilmu kimia. Diantara karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin adalah Book of Composition of Alchemy.

Al Khawarizmi, nama lengkapnya adalah Muhammad ibn Musa Al Khawarizmi. Ia wafat pada tahun 863M/ 249H. Beliau sangat terkenal dengan penemuan-penemuannya di bidang matematika, seperti logaritma dan aljabar (Al Jabr). Kata aljabar berasal dari judul kitab matematikawan terkenal Persia abad ke-9 Kitab Al Jabr Wal Mugabala, yang diterjemahkan ke dalam buku The Book of Reasoning and Balancing. Membangun akar sistem Yunani dan Hindu, aljabar adalah sistem pemersatu untuk nomor rasional, nomor tidak rasional dan gelombang magnitudo.
Al Khwarizmi adalah ilmuan muslim yang pertama kali menemukan angka nol. Penemuanya ini kemudian dikenal sebagai sistem operasi biner yang diaplikasikan untuk menciptakan komputer. Beliau juga berhasil mengukur seberapa besar garis tengah dan lingkaran bumi. Al Khwarizmi membukukan hasil penelitiannya tentang waktu perhitungan berdasarkan bayang-bayang matahari, yang sekarang digunakan untuk menentukan waktu shalat.
Diantara karya tulisnya yang terkenal adalah Al Mukhtasar fi Al Hisab Al Jabr wa Al Muqabalah & Kitab Surah al Ardh (tentang ilmu bumi dengan menyatakan bumi itu bulat sebelum Galileo dengan bukunya).

Al Mas'udi, nama lengkapnya adalah Abu Hasan Ali ibn Husain ibn Ali Al Mas'udi. Beliau terkenal sebagai ahli geografi dan sejarah. Beliau menulis buku mengenai pedoman untuk orang yang ingin mengelilingi duian, yang berupa kumpulan dokumen berisi peta yang akurat dan dilengkapi dengan cara menggunakan kompas.
Al Mas'udi menerbitkan ensiklopedi geografi yang membahas gempa bumi, formasi geologis, sifat dasar laut mati, evolusi geologi (jauh sebelum Maghelan dan Weber).
Di antara karyanya yang terkenal adalah Zahir Al 'Ulum wa Ma Kana fi Sa'ir Ad Duhur, Al Istidzkar Lima Marra fi As Salif Al A'mar, dan Tarikh fi Akhbar Al 'Ulum Al Arab wa Al 'Azam.

Ilmuan Lainnya Antara Lain : 

  1. Salman Al Farisi; pembuat strategi perang kanal, meriam pelontar/tank.
  2. Miqdad bin Amru; pelopor pembuat pasukan kalveleri/berkuda modern pertama.
  3. Al Nadim (wafat thn 990, abad ke 10); pelopor pembuat katalog/ensiklopedi kebudayaan pertama.
  4. Ma'mun Ar Rasyid (thn 815, abad 9); pelopor pendiri perpustakaan umum pertama di dunia yang dikenal dengan Darul Hikmah di Baghdad.
  5. Fatima Al Firhi, seorang putri muda Pada tahun 859 mendirikan sebuah universitas tingkat pertama di Fez Maroko. Saudara perempuannya Miriam mendirikan masjid indah secara bersamaan menjadi masjid dan Universitas Al Qarawiyyin dan terus beroperasi hingga 1.200 tahun kemudian. Dia berharap orang akan ingat bahwa belajar adalah inti utama tradisi Islam dan cerita tentang Al Firhi bersaudara akan menginspirasi wanita muslim di mana pun di dunia.
    kemudian  
  6. Nizam Al Mulk (thn 1067) Mendirikan universitas modern pertama di dunia yang dikenal dengan Nizamiyyah (ditiru sistemnya oleh Oxford Univ. Inggris).
  7. Al Khindi (wafat thn 866); ahli/ilmuwan ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno.
  8. Ibnu Rusydi (wafat thn 1198) dikenal oleh barat dengan nama Averusy; ahli fisika, ahli bahasa, ahli filsafat Yunani kuno.
  9. Fakhruddin Razi (wafat thn 1290); ahli matematika, ahli fisika, tabib/dokter, filosof, penulis ensiklopedia ilmu pengetahuan modern.
  10. Ibnu Khaldun (wafat thn 1406); sejarahwan, pendidik ulung, pendiri filsafat sejarah dan sosiologi. Beliau Berhasil Membukukan Al-I’bar yang berisi tentang sejarah Arab, Yahudi, Yunani, dan Romawi serta tentang kehidupan masyarakat negara berkembang. Sehingga menjadikannya tokoh perintis ilmu sosial, jauh sebelum Auguste Compte mengemukakan teori-teotinya.
  11. Al Jazari pada abad ke-12, Menemukan pemutar yang menghubungkan sistem. Dengan mengkonversi gerakan memutar dengan gerakan lurus, pemutar memungkinankan obyek berat terangkat relatif lebih mudah. Teknologi tersebut kemudian digunakan dalam penggunaan sepeda hingga kini.
  12. Ibnu Thufail (wafat thn 1185); dokter, filosof, penulis novel filsafat paling awal Risalah Hayy Ibn Yaqzan kemudian dijiplak habis-habisan oleh Defoe dengan judul barunya Robinson Crusoe.
  13. Al Zahrawi (Seoranfg Dokter, Sekitar tahun 1000) mempublikasikan 1500 halaman ensiklopedia berilustrasi tentang operasi bedah yang digunakan di Eropa sebagai referensi medis selama lebih dari 500 tahun. Diantara banyak penemu, Zahrawi yang menggunakan larutan usus kucing menjadi benang jahitan, sebelum menangani operasi kedua untuk memindahkan jahitan pada luka. Dia juga yang dilaporkan melakukan operasi caesar dan menciptakan sepasang alat jepit pembedahan. 
  14. Ibn Al Haitham (Diantara tahun 1.000) membuktikan bahwa manusia melihat obyek dari refleksi cahaya dan masuk ke mata, mengacuhkan teori Euclid dan Ptolemy bahwa cahaya dihasilkan dari dalam mata sendiri. Fisikawan hebat muslim lainnya juga menemukan fenomena pengukuran kamera di mana dijelaskan bagaimana mata gambar dapat terlihat dengan koneksi antara optik dan otak.
  15. Abbas ibn Firnas adalah orang pertama yang mencoba membuat konstruksi sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya. Di abad ke-9 dia mendesain sebuah perangkat sayap dan secara khusus membentuk layaknya kostum burung. Dalam percobaannya yang terkenal di Cordoba Spanyol, Firnas terbang tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke tanah dan mematahkan tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak terduga menjadi inspirasi bagi seniman Italia Leonardo da Vinci ratusan tahun kemudian. 
  16. Ibnu Al Muqaffa (wafat thn 757); pengarang kitab Al Hayawan atau kitab tentang Binatang/ Ensiklopedia tentang Hewan.
  17. Ikhwan Ash Shafa (983); pembuat serial pertama dan ensiklopedi pertama (bukanlah Marshall Cavendish seperti yang diakui sekarang).
  18. Abu Wafa' (w.thn 997); mengembangan ilmu Trigonometri dan Geometri bola serta penemu table Sinus dan Tangen, juga penemu variasi dalam gerakan bulan.
  19. Umar Khayyam (w.thn 1123); memecahkan persamaan pangkat tiga dan empat melalui kerucut-kerucut yang merupakan ilmu aljabar tertinggi dalam matematika modern, penyair. Beliau yang pertama kali menemukan Teori segitiga dan membukukannya dengan judul Jawami’ Al Hisab. Kemudian teori tersebut diulas kembali oleh Pascal, sehingga kita mengenalnya sebagai teori segitiga Paskal.
  20. Al Battani (w.thn 929); ahli astronom terbesar Islam, mengetahui jarak bumi – matahari, alat ukur gata gravitasi, alat ukur garis lintang dan busur bumi pada globe dengan ketelitian sampai 3 desimal, menerangkan bahwa bumi berputar pada porosnya, mengukur keliling bumi. ( jauh sebelum Galileo), table astronomi, orbit planet-planet.
  21. Ibnu Al Haytsam (w.thn 1039);  pelopor di bidang optik dengan kamus optiknya (Kitab Al Manazhir) jauh sebelum Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Keppler, dan Newton, penemu hukum pemantulan dan pembiasan cahaya (jauh sebelum Snellius), penemu alat ukur ketinggian bintang kutub, menerangkan pertambahan ukuran bintang-bintang dekat zenit.
  22. Al Tusi (w.thn 1274); Astronom kawakan dari Damaskus yang melakukan penelitian tentang gerakan planet-planet, membuat model planet (planetarium) jauh sebelum Copernicus.
  23. Tsabit bin Qurrah (w.thn 901); penemu teori tentang getaran/trepidasi.
  24. Abu Bakar Ar Razi (w.thn 935); membagi zat kimia ke dalam kategori mineral, nabati dan hewani (klasifikasi zat kimia) jauh sebelum Dalton, pembagian fungsi tubuh manusia berdasarkan reaksi kimia komplek.
  25. Al Majriti (w.thn 1007); membuktikan hukum ketetapan massa (900 tahun sebelum Lavoisier)
  26. Al Jahiz (w.thn 869); menulis penelitian tentang ilmu hewan (zoology) pertama kali.
  27. Kamaluddin Ad Damiri (w.thn1450); mengembangkan system taksonomi/ klasifikasi khusus ilmu hewan dan buku tentang kehidupan hewan.
  28. Abu Bakar Al Baytar (w.thn 1340); pengarang buku tentang kedokteran hewan yang pertama.
  29. Al Khazini (1121); ahli kontruksi, pengarang buku tentang teknik pengukuran (geodesi) dan kontruksi keseimbangan, kaidah mekanis, hidrostatika, fisika, teori zat padat, sifat-sifat pengungkit/tuas. Dia Adalah Tokoh pertama yang mencetuskan Teori Gravitasi (Gaya Tarik Bumi) 900 thn sebelum Isaac Newton Menemukannya. Al Khindi Juga Mengungkapkan keadaan air di dalam perut bumi, yang kemudian diulas kembali oleh Roger Bacon.
  30. Al Farghani (w.thn 870); pengarang buku tentang pergerakkan benda-benda langit dan ilmu astronomi dan dipakai oleh Dante jauh kemudian.
  31. Al Razi (abad ke8); pengarang kitab Sirr Al Asrar (rahasianya rahasia) tentang penyulingan minyak mentah,  pembuatan ekstrak parfum/minyak wangi (sekarang Perancis yang terkenal), ekstrak tanaman untuk keperluan obat, pembuatan sabun, kaca warna-warni, keramik, tinta, bahan celup kain, ekstrak minyak dan lemak, zat warna, bahan-bahan dari kulit, Mengembangkan penelitian tentang penyakit wanita dan kebidanan, penyakit keturunan, penyakit mata, penyakit campak dan cacar.
  32. Banu Musa bersaudara (abad ke 9); pengarang buku Al Hiyal (buku alat-alat pintar) yang berisikan 100 macam mesin seperti pengisi tangki air otomatis, kincir air dan system kanal bawah tanah (sekarang yang terkenal Belanda), teknik pengolahan logam, tambang, lampu tambang, teknik survei dan pembuatan tambang bawah tanah.
  33. Al Farazi (w. thn 790); perintis alat astrolab planisferis yaitu mesin hitung analog pertama, sebagai alat Bantu astronomi menghitung waktu terbit dan tenggelam serta titik kulminasi matahari dan bintang serta benda langit lainnya pada waktu tertentu.
  34. Taqiuddin (1565); merintis jam mekanis pertama dan alarmnya yang digerakkan dengan pegas.
  35. Ibnu Nafis (w.thn 1288); menulis dan menggambarkan tentang sirkulasi peredaran darah dalam tubuh manusia (Harvey 1628 dianggap pertama yang menemukannya).
  36. Az Zahra (w.thn 939); pembuat alat bedah/pembedahan , teknik dan jenis pengoperasian, pengembangan ilmu kedokteran gigi dan operasi gigi serta peralatan bedah gigi.
  37. Al Ibadi (w. thn 873); pengarang buku tentang anatomi mata, otak dan syaraf optik, permasalahan pada mata.
  38. Ibnu Fadlan (abad 10); membuat daftar koordinat daerah Volga-Caspian (daerah Rusia) dan sosiologi daerah tersebut.
  39. Ibnu Batutah (w. 1369); membuat daftar koordinat dan sosiologi wilayah China, Srilangka, India, Byzantium, Rusia Selatan.
  40. Ibnu Majid (abad 15); pemandu Vasco de Gamma dan menerbitkan buku panduan navigasi bagi pilot dan pelaut.
  41. Ibnu Khuradadhbih (abad 9);  karya geografi tentang kerajaan-kerajaan dan rute perjalanannya dari negeri-negeri China, Korea dan Jepang.
  42. Al Idris (1154); ahli peta bumi, membuat peta bumi dan globe dengan dilengkapi penjelasan penggunaan kompas.
  43. Yaqut Hawami (w. thn 1229); membuat kamus geografi pertama berdasarkan abjad berisikan nama kota dan tempat yang dikenal dan berisi informasi akurat mengenai ukuran bumi, zona iklim dan sifatnya, geografi matematika dan politik.
  44. Ibnu Abdus Salam (abad 13); merumuskan pertama kali tentang hak-hak perlindungan binatang atau konservasi hewani.
  45. Safiuddin (w. thn 1294); memperkenalkan teori musik.Musisi muslim memiliki dampak signifikan di Eropa. Di antara banyak instrumen yang hadir ke Eropa melalui timur tengah adalah lute dan rahab, nenek moyang biola. Skala notasi musik modern juga dikatakan berasal dari alfabet Arab.
  46. Al Mawsili (w.thn 850); ahli musik klasik dan oleh muridnya musisi ulung Ziryab memperkenalkan ke Spanyol thn 822, pengembangan notasi mensural, konsep gloss atau hiasan melodi, pengembangan rumpun alat musik gesek, kecapi, kelompok gitar, busur gesek pada alat musik gesek, musik keroncong dan morisko.
  47. Ibnu Yunus adalah tokoh ahli di bidang ilmu fisika dan astronomi. Ibnu yunuslah yang pertama kali menggunakan bandul untuk mengukur waktu ketika meneropong benda angkasa. Enam abad kemudian, Galileo Galilei melakukan metode Ibnu Yunus ini. Peninggalan sisa Observatoriumnya dapat ditemukan di bukti Muqottom. 
Sumber gembysportianalfurqon

Jumat, 27 Januari 2012

15 tokoh ilmuan islam

1). Ibnu Batuta

Abu Abdullah Muhammad bin Battutah (24 Februari 1304 - 1368 atau 1377) adalah seorang pengembara Berber Maroko. Atas dorongan Sultan Maroko, Ibnu Batutah mendiktekan beberapa perjalanan pentingnya kepada seorang sarjana bernama Ibnu Juzay, yang ditemuinya ketika sedang berada di Iberia. Meskipun mengandung beberapa kisah fiksi, Rihlah merupakan catatan perjalanan dunia terlengkap yang berasal dari abad ke-14.
Hampir semua yang diketahui tentang kehidupan Ibnu Batutah datang dari dirinya sendiri.

Meskipun dia mengiklankan bahawa hal-hal yang diceritakannya adalah apa yang dia lihat atau dia alami, kita tak bisa tahu kebenaran dari cerita tersebut. Lahir di Tangier, Maroko antara tahun 1304 dan 1307, pada usia sekitar dua puluh tahun Ibnu Batutah berangkat haji -- ziarah ke Mekah. Setelah selesai, dia melanjutkan perjalanannya hingga melintasi 120.000 kilometer sepanjang dunia Muslim (sekitar 44 negara modern).

Perjalanannya ke Mekah melalui jalur darat, menyusuri pantai Afrika Utara hingga tiba di Kairo. Pada titik ini ia masih berada dalam wilayah Mamluk, yang relatif aman. Jalur yang umu digunakan menuju Mekah ada tiga, dan Ibnu Batutah memilih jalur yang paling jarang ditempuh: pengembaraan menuju sungai Nil, dilanjutkan ke arah timur melalui jalur darat menuju dermaga Laut Merah di 'Aydhad. Tetapi, ketika mendekati kota tersebut, ia dipaksa untuk kembali dengan alasan pertikaian lokal.

Kembail ke Kairo, ia menggunakan jalur kedua, ke Damaskus (yang selanjutnya dikuasai Mamluk), dengan alasan keterangan/anjuran seseorang yang ditemuinya di perjalanan pertama, bahwa ia hanya akan sampai di Mekah jika telah melalui Suriah. Keuntungan lain ketika memakai jalur pinggiran adalah ditemuinya tempat-tempat suci sepanjang jalur tersebut -- Hebron, Yerusalem, dan Betlehem, misalnya -- dan bahwa penguasa Mamluk memberikan perhatian khusus untuk mengamankan para peziarah.

Setelah menjalani Ramadhan di Damaskus, Ibnu Batutah bergabung dengan suatu rombongan yang menempuh jarak 800 mil dari Damaskus ke Madinah, tempat dimakamkannya Muhammad. Empat hari kemudian, dia melanjutkan perjalanannya ke Mekah. Setelah melaksanakan rangkaian ritual haji, sebagai hasil renungannya, dia kemudian memutuskan untuk melanjutkan mengembara. Tujuan selanjutnya adalah Il-Khanate (sekarang Iraq dan Iran.
Dengan cara bergabung dengan suatu rombongan, dia melintasi perbatasan menuju Mesopotamia dan mengunjungi najaf, tempat dimakamkannya khalifah keempat Ali. Dari sana, dia melanjutkan ke Basrah, lalu Isfahan, yang hanya beberapa dekade jaraknya dengan penghancuran oleh Timur. Kemudian Shiraz dan Baghdad (Baghdad belum lama diserang habis-habisan oleh Hulagu Khan).

Di sana ia bertemu Abu Sa'id, pemimpin terakhir Il-Khanate. Ibnu Batutah untuk sementara mengembara bersama rombongan penguasa, kemudian berbelok ke utara menuju Tabriz di Jalur Sutra. Kota ini merupakan gerbang menuju Mongol, yang merupakan pusat perdagangan penting.

Setelah perjalanan ini, Ibnu Batutah kembali ke Mekah untuk haji kedua, dan tinggal selama setahun sebelum kemudian menjalani pengembaraan kedua melalui Laut Merah dan pantai Afrika Timur. Persinggahan pertamanya adalah Aden, dengan tujuan untuk berniaga menuju Semenanjung Arab dari sekitar Samudera Indonesia. Akan tetapi, sebelum itu, ia memutuskan untuk melakukan petualangan terakhir dan mempersiapkan suatu perjalanan sepanjang pantai Afrika.

Menghabiskan sekitar seminggu di setiap daerah tujuannya, Ibnu Batutah berkunjung ke Ethiopia, Mogadishu, Mombasa, Zanzibar, Kilwa, dan beberapa daerah lainnya. Mengikuti perubahan arah angin, dia bersama kapal yang ditumpanginya kembali ke Arab selatan. Setelah menyelesaikan petualangannya, sebelum menetap, ia berkunjung ke Oman dan Selat Hormuz. Setelah selesai, ia berziarah ke Mekah lagi.

Setelah setahun di sana, ia memutuskan untuk mencari pekerjaan di kesultanan Delhi. Untuk keperluan bahasa, dia mencari penterjemah di Anatolia. Kemudian di bawah kendali Turki Saljuk, ia bergabung dengan sebuah rombongan menuju India. Pelayaran laut dari Damaskus mendaratkannya di Alanya di pantai selatan Turki sekarang. Dari sini ia berkelana ke Konya dan Sinope di pantai Laut Hitam.

Setelah menyeberangi Laut Hitam, ia tiba di Kaffa, di Crimea, dan memasuki tanah Golden Horde. Dari sana ia membeli kereta dan bergabung dengan rombongan Ozbeg, Khan dari Golden Horde, dalam suatu perjalanan menuju Astrakhan di Sungai Volga.

2). Ibnu Sinna

Ibnu Sina merupakan doktor Islam yang terulung. Sumbangannya dalam bidang perubatan bukan sahaja diperakui oleh dunia Islam tetapi juga oleh para sarjana Barat. Nama sebenar Ibnu Sina ialah Abu Ali al-Hussian Ibnu Abdullah. Tetapi di Barat, beliau lebih dikenali sebagai Avicenna.

Ibnu Sina dilahirkan pada tahun 370 Hijrah bersamaan dengan 980 Masihi. Pengajian peringkat awalnya bermula di Bukhara dalam bidang bahasa dan sastera. Selain itu, beliau turut mempelajari ilmu-ilmu lain seperti geometri, logik, matematik, sains, fiqh, dan perubatan.

Walaupun Ibnu Sina menguasai pelbagai ilmu pengetahuan termasuk falsafah tetapi beliau lebih menonjol dalam bidang perubatan sama ada sebagai seorang doktor ataupun mahaguru ilmu tersebut.

Ibnu Sina mula menjadi terkenal selepas berjaya menyembuhkan penyakit Putera Nub Ibn Nas al-Samani yang gagal diubati oleh doktor yang lain. Kehebatan dan kepakaran dalam bidang perubatan tiada tolok bandingnya sehingga beliau diberikan gelaran al-Syeikh al-Rais (Mahaguru Pertama).

Kemasyhurannya melangkaui wilayah dan negara Islam. Bukunya Al Qanun fil Tabib telah diterbitkan diRom pada tahun 1593 sebelum dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggeris dengan judul Precepts of Medicine. Dalam jangka masa tidak sampai 100 tahun, buku itu telah dicetak ke dalam 15 buah bahasa. Pada abad ke-17, buku tersebut telah dijadikan sebagai bahan rujukan asas diuniversiti-universiti Itali dan Perancis. Malahan sehingga abad ke-19, bukunya masih diulang cetak dan digunakan oleh para pelajar perubatan.

Ibnu Sina juga telah menghasilkan sebuah buku yang diberi judul Remedies for The Heart yang mengandungi sajak-sajak perubatan. Dalam buku itu, beliau telah menceritakan dan menghuraikan 760 jenis penyakit bersama dengan cara untuk mengubatinya. Hasil tulisan Ibnu Sina sebenarnya tidak terbatas kepada ilmu perubatan sahaja. Tetapi turut merangkumi bidang dan ilmu lain seperti metafizik, muzik, astronomi, philologi (ilmu bahasa), syair, prosa, dan agama.

Penguasaannya dalam pelbagai bidang ilmu itu telah menjadikannya seorang tokoh sarjana yang serba boleh. Beliau tidak sekadar menguasainya tetapi berjaya mencapai tahap zenith iaitu puncak kecemerlangan tertinggi dalam bidang yang diceburinya.

Di samping menjadi zenith dalam bidang perubatan, Ibnu Sina juga menduduki ranking yang tinggi dalam bidang ilmu logik sehingga digelar guru ketiga. Dalam bidang penulisan, Ibnu Sina telah menghasilkan ratusan karya termasuk kumpulan risalah yang mengandungi hasil sastera kreatif.

Perkara yang lebih menakjubkan pada Ibnu Sina ialah beliau juga merupakan seorang ahli falsafah yang terkenal. Beliau pernah menulis sebuah buku berjudul al-Najah yang membicarakan persoalan falsafah. Pemikiran falsafah Ibnu Sina banyak dipengaruhi oleh aliran falsafah al-Farabi yang telah menghidupkan pemikiran Aristotle. Oleh sebab itu, pandangan perubatan Ibnu Sina turut dipengaruhi oleh asas dan teori perubatan Yunani khususnya Hippocrates.

Perubatan Yunani berasaskan teori empat unsur yang dinamakan humours iaitu darah, lendir (phlegm), hempedu kuning (yellow bile), dan hempedu hitam (black bile). Menurut teori ini, kesihatan seseorang mempunyai hubungan dengan campuran keempat-empat unsur tersebut. Keempat-empat unsur itu harus berada pada kadar yang seimbang dan apabila keseimbangan ini diganggu maka seseorang akan mendapat penyakit.

Setiap individu dikatakan mempunyai formula keseimbangan yang berlainan. Meskipun teori itu didapati tidak tepat tetapi telah meletakkan satu landasan kukuh kepada dunia perubatan untuk mengenal pasti punca penyakit yang menjangkiti manusia. Ibnu Sina telah menapis teori-teori kosmogoni Yunani ini dan mengislamkannya.

Ibnu Sina percaya bahawa setiap tubuh manusia terdiri daripada empat unsur iaitu tanah, air, api, dan angin. Keempat-empat unsur ini memberikan sifat lembap, sejuk, panas, dan kering serta sentiasa bergantung kepada unsur lain yang terdapat dalam alam ini. Ibnu Sina percaya bahawa wujud ketahanan semula jadi dalam tubuh manusia untuk melawan penyakit. Jadi, selain keseimbangan unsur-unsur yang dinyatakan itu, manusia juga memerlukan ketahanan yang kuat dalam tubuh bagi mengekalkan kesihatan dan proses penyembuhan.

Pengaruh pemikiran Yunani bukan sahaja dapat dilihat dalam pandangan Ibnu Sina mengenai kesihatan dan perubatan, tetapi juga bidang falsafah. Ibnu Sina berpendapat bahawa matematik boleh digunakan untuk mengenal Tuhan. Pandangan seumpama itu pernah dikemukakan oleh ahli falsafah Yunani seperti Pythagoras untuk menghuraikan mengenai sesuatu kejadian. Bagi Pythagoras, sesuatu barangan mempunyai angka-angka dan angka itu berkuasa di alam ini. Berdasarkan pandangan itu, maka Imam al-Ghazali telah menyifatkan fahaman Ibnu Sina sebagai sesat dan lebih merosakkan daripada kepercayaan Yahudi dan Nasrani.

Sebenarnya, Ibnu Sina tidak pernah menolak kekuasaan Tuhan. Dalam buku An-Najah, Ibnu Sina telah menyatakan bahawa pencipta yang dinamakan sebagai "Wajib al-Wujud" ialah satu. Dia tidak berbentuk dan tidak boleh dibahagikan dengan apa-apa cara sekalipun. Menurut Ibnu Sina, segala yang wujud (mumkin al-wujud) terbit daripada "Wajib al-Wujud" yang tidak ada permulaan.

Tetapi tidaklah wajib segala yang wujud itu datang daripada Wajib al-Wujud sebab Dia berkehendak bukan mengikut kehendak. Walau bagaimanapun, tidak menjadi halangan bagi Wajib al-Wujud untuk melimpahkan atau menerbitkan segala yang wujud sebab kesempurnaan dan ketinggian-Nya.

Pemikiran falsafah dan konsep ketuhanannya telah ditulis oleh Ibnu Sina dalam bab "Himah Ilahiyyah" dalam fasal "Tentang adanya susunan akal dan nufus langit dan jirim atasan.

Pemikiran Ibnu Sina ini telah rnencetuskan kontroversi dan telah disifatkan sebagai satu percubaan untuk membahaskan zat Allah. Al-Ghazali telah menulis sebuah buku yang berjudul Tahafat al'Falasifah (Tidak Ada Kesinambungan Dalam Pemikiran Ahli Falsafah) untuk membahaskan pemikiran Ibnu Sina dan al-Farabi.

Antara percanggahan yang diutarakan oleh al-Ghazali ialah penyangkalan terhadap kepercayaan dalam keabadian planet bumi, penyangkalan terhadap penafian Ibnu Sina dan al-Farabi mengenai pembangkitan jasad manusia dengan perasaan kebahagiaan dan kesengsaraan di syurga atau neraka.

Walau apa pun pandangan yang dikemukakan, sumbangan Ibnu Sina dalam perkembangan falsafah Islam tidak mungkin dapat dinafikan. Bahkan beliau boleh dianggap sebagai orang yang bertanggungjawab menyusun ilmu falsafah dan sains dalam Islam. Sesungguhnya, Ibnu Sina tidak sahaja unggul dalam bidang perubatan tetapi kehebatan dalam bidang falsafah mengatasi gurunya sendiri iaitu al-Farabi.

3) Ibnu Maskawaih

Orang yang mengasaskan teori evolusi

Ibn Maskawaih atau nama sebenarnya Abu Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Yaakub bin Maskawaih merupakan ilmuwan Islam yang terpenting. Walaupun pemikiran falsafahnya tidak banyak dibicarakan tetapi beliau telah mengemukakan berbagai-bagai teori falsafah penting yang menjadi asas kepada pemikiran falsafah tokoh-tokoh selepasnya.

Pandangannya mengenai manusia dan perkembangan masyarakat bukan sahaja menjadi asas pemikiran ke­pada ilmuwan Islam yang lain seperti Ibnu Khaldun dan Jamaluddin Al Rini tetapi juga para sarjana Barat. Teori evolusi yang dikemukakannya telah dijadikan sebagai bahan kajian oleh Charles Darwin yang kemudiannya menerbitkan buku Origin of
Species mengenai kejadian dan asal-usul manusia.

Dalam buku tersebut, Charles Darwin telah menyatakan bahawa manusia berkembang secara evolusi daripada spesies hidupan yang paling ringkas kepada yang kompleks. Perkembangan itu berlaku secara perlahan-lahan dan mengambil masa yang lama. Hasil daripada kajian dan pemerhatiannya terhadap pelbagai spesies hidupan dan fosil di beberapa buah benua, beliau akhirnya membuat keputusan bahawa manusia se­benarnya berasal daripada beruk melalui proses evolusi.

Teori evolusinya telah menjadi kontroversi dan mendapat tentangan daripada pihak gereja kerana dia menafikan peranan Tuhan dalam menjadikan kehidupan di muka bumi ini. Namun begitu, teori berkenaan telah menjadikan Darwin terkenal dan dianggap sebagai pelopor teori evo­lusi yang digunakan oleh para sarjana dalam bidang antropologi dan sosiologi dalam menghuraikansejarah serta perjalanan manusia serta perkembangan masyarakat. Padahal teori evolusi telah lama digunakan oleh Ibn Maskawaih dalam kajiannya mengenai perabadan ma­nusia.

Menurutnya, kecerdikan manusia tidaklah mengatasi kepintaran yang dimiliki oleh beruk. Tetapi manusia menjadi lebih cerdik kerana pengalaman yang mereka peroleh dalam kehidupan bermasyarakat. Bagi Ibn Maskawaih, manusia itu ialah sebuah dunia yang kecil dan padanya terdapat gambaran mengenai segala yang ada di dunia ini. Setiap manusia mempunyai peranannya yang tersendiri sama ada sebagai individu ataupun anggota masyarakat.

Pendapat beliau ini menepati "Teori Fungsi" yang dikemukakan oleh seorang ahli sosio­logi Perancis yang bernama Auguste Comte. Sekiranya setiap anggota masyarakat melaksanakan peranan dan fungsinya maka masyarakat itu akan berada dalam keadaan yang stabil dan bersatu padu serta membolehkannya berkembang dengan teratur. Manakala sebarang gangguan terhadap fungsi itu akan mengakibatkan berlakunya konflik dan pergolakan dalam masyarakat.

Secara tidak langsung akan membawa keruntuhan kepada masyarakat tersebut. Jadi, tidak keterlaluan kalau di katakan bahawa Ibn Maskawaih juga merupakan pengasas kepada Teori Fungsi yang digunakan oleh para penganalisis sosial yang menjalankan kajian tentang masyarakat kuno dan moden. Walaupun beliau terdidik dalam bidang perubatan, tetapi minatnya yang mendalam terhadap ilmu, telah mendorongnya
mempelajari kesusasteraan, falsafah, kimia, bahasa, dan ilmu klasik yang lain.

Beliau menguasai dan mempunyai kepakaran setiap bidang yang dipelajarinya. Ibnu Maskawaih juga ahli sejarah dan ilmuwan akhlak yang handal. Semua ilmu pengetahuan itu tidak dipelajari sekali gus seperti yang sering dilakukan oleh sarjana Islam yang lain. Beliau mempelajarinya secara berperingkat-peringkat dan akhirnya mendapati bidang falsafah sesuai dengan dirinya sebagai seorang pemikir. Memulakan kerjayanya sebagai doktor sebelum dilantik menjadi setiausaha kepada beberapa orang menteri seperti Mueiz al Daulah.

Pengalaman tersebut memberikan beliau peluang yang luas untuk mendampingi masyara­kat dan orang ramai. Selepas kematian Mueiz, beliau dilantik oleh Menteri Ibnu Amid menja­di ketua perpustakaan. Kesempatan ini telah digunakan untuk menelaah berbagai-bagai buku yang ditulis oleh para ilmuwan Islam dan Yunani. Selepas itu, beliau dilantik pula sebagai Ketua Pemegang Amanah Khazanah yang bertanggungjawab menjaga Perpustakaan Malik Adhdud Daulah yang memerintah dari tahun 367-372H. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang ada padanya, Ibn Muskawaih telah berjaya membina ketokohannya sebagai seorang ilmuwan yang mempunyai pengetahuan yang luas dalam pelbagai bidang.

Banyak teori telah dihasilkan oleh beliau dan tidak terbatas kepada bi­dang falsafah semata-mata. Beliau menulis berbagai-bagai kitab yang membicarakan pelbagai persoalan. Antaranya Kitab al-Fauz al-Saghir yang menumpukan pembicaraan kepada persoalan yang berkaitan dengan metafizik iaitu tentang Allah, kerasulan dan jiwa. Kebanyakan pandangannya mengenai perkara ini disesuaikan daripada pandangan ahli falsafah Yunani. Kesan pemikiran falsafah Yunani terhadap Ibn Muskawaih dapat dilihat pada pan­dangannya mengenai jiwa.

Semasa mengungkap persoalan ini, beliau menyatakan bahawa jiwa merupakan roh yang berlainan daripada tubuh dan tidak mungkin dapat dilihat dan disentuh oleh pancaindera. Baginya jiwa sesuatu yangda­pat menerima dua perkara pada satu masa yang sama seperti keadaan hitam dan putih pada satu waktu. Beliau juga telah mengemukakan teori akhlak dalam kitabnya yang berjudul kitab Tahzib al-Akhlaq. Dalam kitab itu, beliau menyebut kemuncak akhlak ialah apabila lahirnya perbuatan-perbuatan baik yang
dilakukan secara teratur.

Oleh itu, akhlak yang baik hanya akan lahir daripada jiwa yang bersih dan begitu juga sebaliknya.Untuk mendapat jiwa yang bersih maka anak-anak sejak kecil lagi harus didedahkan de­ngan nilai-nilai yang baik. Nilai-nilai buruk pula hanya akan mengganggu proses tumbesaran dan menyebabkan mereka membesar tanpa menghiraukan tatasusila. Anak-anak perlu dilatih pada peringkat awal tumbesaran supaya bersikap dan bertindak mengikut nilai-nilai ini agar sebati de­ngan diri serta sanubari mereka.

Ibnu Maskawaih turut menulis beberapa buah kitab yang lain seperti al'Adwiah al-Mufra-dah tentang ubat-ubatan, Uns al'Farid sebuah antologi cerpen, Tajarub al'Umarn sebuah catatan mengenai sejarah, al-Tabikh mengenai kaedah memasak, al'Asyribah yang membicarakan tentang minuman, al'Fauz al-Kabir, dan Tajrib al'Um. Berdasarkan banyak kitab yang ditulisnya maka ketokohannya sebagai ahli falsafah dan pengarang tidak dapat dinafikan. Idea dan pan­dangannya jelas mendahului zaman menjadikannya sebagai salah seorang ilmuwan serta sarjana Islam yang tiada tolok bandingan pada zamannya. Sesungguhnya Ibn Maskawaih yang dilahirkan pada 330H (941M) di Kota Rhages itu akan terus dikenang sebagai seorang ahli fal­safah yang kaya dengan teori-teorinya.

4). Ibnu Haitham

Kajian sainsnya digunakan oleh Barat

Islam sering kali diberikan gambaran sebagai agama yang mundur lagi memundurkan. Islam juga dikatakan tidak menggalakkan umatnya menuntut dan menguasai pelbagai
lapangan ilmu. Kenyataan dan gambaran yang diberikan itu bukan sahaja tidak benar tetapi bertentangan dengan hakikat sejarah yang sebenarnya.

Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan ramai golongan sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat dalam bidang falsafah, sains, politik, kesusasteraan, kemasyarakatan, agama, perubatan, dan sebagainya. Salah satu ciri yang dapat diperhatikan pada para tokoh ilmuwan Islam ialah mereka tidak sekadar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang muda, malah dalam masa yang singkat dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara serentak.

Walaupun tokoh itu lebih dikenali dalam bidang sains dan perubatan tetapi dia juga memiliki kemahiran yang tinggi dalam bidang agama, falsafah, dan seumpamanya. Salah seorang daripada tokoh tersebut ialah Ibnu Haitham atau nama sebenarnya Abu All Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham. Dalam kalangan cerdik pandai di Barat, beliau dikenali dengan nama Alhazen.

Ibnu Haitham dilahirkan di Basrah pada tahun 354H bersamaan dengan 965 Masihi. Beliau memulakan pendidikan awalnya di Basrah sebelum dilantik menjadi pegawai pemerintah di bandar kelahirannya. Setelah beberapa lama berkhidmat dengan pihak pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan merantau ke Ahwaz dan Baghdad. Di perantauan beliau telah melanjutkan pengajian dan menumpukan perhatian pada penulisan. Kecintaannya kepada ilmu telah membawanya berhijrah ke Mesir.

Semasa di sana beliau telah mengambil kesempatan melakukan beberapa kerja penyelidikan mengenai aliran dan saliran Sungai Nil serta menyalin buku-buku mengenai matematik dan falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan wang saraan dalam tempoh pengajiannya di Universiti al-Azhar. Hasil daripada usaha itu, beliau telah menjadi seo­rang yang amat mahir dalam bidang sains, falak, mate­matik, geometri, perubatan, dan falsafah. Tulisannya mengenai mata, telah menjadi salah satu rujukan yang penting dalam bidang pengajian sains di Barat.

Malahan kajiannya mengenai perubatan mata telah menjadi asas kepada pengajian perubatan moden mengenai mata. Ibnu Haitham merupakan ilmuwan yang gemar melakukan penyelidikan. Penyelidikannya mengenai cahaya telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler mencipta mikroskop serta teleskop. Beliau merupakan orang pertama yang menulis dan menemui pelbagai data penting mengenai cahaya. Beberapa buah buku mengenai cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris, antaranya ialah Light dan On Twilight Phenomena. Kajiannya banyak membahaskan mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang bayang dan gerhana.

Menurut Ibnu Haitham, cahaya fajar bermula apabila mata­hari berada di garis 19 darjah di ufuk timur. Warna merah pada senja pula akan hilang apabila mata­hari berada di garis 19 darjah ufuk barat. Dalam kajiannya, beliau juga telah berjaya menghasilkan kedudukan cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya. Ibnu Haitham juga turut melakukan percubaan terhadap kaca yang dibakar dan dari situ terhasillah teori lensa pembesar. Teori itu telah digunakan oleh para saintis di Itali untuk menghasilkan kanta pembesar yang pertama di dunia. Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitham telah menemui prinsip isi padu udara sebelum seorang saintis yang bernama Trricella mengetahui perkara itu 500 tahun kemudian.

Ibnu Haitham juga telah menemui kewujudan tarikan graviti sebelum Issaac Newton mengetahuinya. Selain itu, teori Ibnu Hai­tham mengenai jiwa manusia sebagai satu rentetan perasaan yang bersambung-sambung secara teratur telah memberikan ilham kepada saintis barat untuk menghasilkan wayang gambar. Teori beliau telah membawa kepada penemuan filem yang kemudiannya disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton sebagaimana yang dapat kita tontoni pada masa kini.

Selain sains, Ibnu Haitham juga banyak menulis mengenai falsafah, logik, metafizik, dan persoalan yang berkaitan dengan keagamaan. Beliau turut menulis ulasan dan ringkasan terhadap karya-karya sarjana terdahulu. Penulisan falsafahnya banyak tertumpu kepada aspek kebenaran dalam masalah yang menjadi pertikaian. Padanya pertikaian dan pertelingkahan mengenai sesuatu perkara berpunca daripada pendekatan yang digunakan dalam mengenalinya. Beliau juga berpendapat bahawa kebenaran hanyalah satu. Oleh sebab itu semua dakwaan kebenaran wajar diragui dalam menilai semua pandangan yang sedia ada. Jadi, pandangannya mengenai falsafah amat menarik untuk disoroti.

Bagi Ibnu Haitham, falsafah tidak boleh dipisahkan daripada matematik, sains, dan ketuhanan. Ketiga-tiga bidang dan cabang ilmu ini harus dikuasai dan untuk menguasainya seseorang itu perlu menggunakan waktu mudanya dengan sepenuhnya. Apabila umur semakin meningkat,kekuatan fizikal dan mental akan turut mengalami kemerosotan.Ibnu Haitham membuktikan pandangannya apabila beliau begitu ghairah mencari dan mendalami ilmu pengetahuan pada usia mudanya. Sehingga kini beliau berjaya menghasilkan banyak buku dan makalah. Antara bukukaryanya termasuk:

1. Al'Jami' fi Usul al'Hisab yang mengandungi teori-teori ilmu metametik dan metametik penganalisaannya;

2. Kitab al-Tahlil wa al'Tarkib mengenai ilmu geometri;

3. Kitab Tahlil ai'masa^il al 'Adadiyah tentang algebra;

4. Maqalah fi Istikhraj Simat al'Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi segenap rantau;

5. M.aqalah fima Tad'u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak.

6. Risalah fi Sina'at al-Syi'r mengenai teknik penulisan puisi.

Sumbangan Ibnu Haitham kepada ilmu sains dan falsafah amat banyak. Kerana itulah Ibnu Haitham dikenali sebagai seorang yang miskin dari segi material tetapi kaya dengan ilmu pengetahuan. Beberapa pandangan dan pendapatnya masih relevan sehingga ke hari ini. Walau bagaimanapun sebahagian karyanya lagi telah "dicuri" dan "diceduk" oleh ilmuwan Barat tanpa memberikan penghargaan yang sewajarnya kepada beliau.

5). Ibnu Tufail

Ahli falsafah yang mendahului zaman.
Sesungguhnya barat patut berterima kasih kepada Ibnu Haitham dan para sarjana Islam kerana tanpa mereka kemungkinan dunia Eropah masih diselubungi dengan kegelapan. Kajian Ibnu Haitham telah menyediakan landasan kepada perkembangan ilmu sains dan pada masa yang sama tulisannya mengenai falsafah telah membuktikan keaslian pemikiran sarjana Islam dalam bidang ilmu tersebut yang tidak lagi dibelenggu oleh pemikiran falsafah Yunani.


 Dunia Islam telah melahirkan ramai ahli falsafah yang hebat. Namun begitu, falsafah Islam tetap dianggap sebagai satu kelompok yang hilang dalam sejarah pemikiran manusia. Maka tidak hairanlah, sejarah lebih mengenali tokoh-tokoh falsafah Yunani dan barat jika dibandingkan dengan ahli falsafah Islam.

Walaupun beberapa tokoh falsafah Islam seperti al-Kindi, al-Farabi, dan Ibn Sina mendapat pengiktirafan dari Barat, tetapi mereka tidak mendapat tempat yang sewajarnya jika dibandingkan dengan ahli falsafah Yunani seperti Plato dan Aristotle. Kajian-kajian mengenai tokoh berkenaan masih belum memadai dan jauh daripada memuaskan.

Walaupun para sarjana, ilmuwan, dan ahli falsafah Islam telah menghasilkan sejumlah karya-karya yang besar tetapi kebanyakan tulisan mereka belum diterjemahkan.

Tidak kurang juga yang musnah disebabkan oleh peperangan dan penaklukan yang dilakukan oleh kuasa asing. Malahan kajian yang dibuat terhadap pemikiran falsafah beberapa tokoh terkenal seperti Ibnu Rusyd tidak diberikan penilaian yang adil. Kajian dan terjemahan yang dibuat oleh S.Van den Berg terhadap kitab "Lima Baida al-Thaan", tulisan Ibnu Rusyd mengenai metafizik misalnya tidak mendapat sorotan yang meluas wahal kajian tersebut dapat membantu kita memahami dan mendekati pemikiran ahli falsafah itu dengan lebih mendalam lagi.

Begitu juga dengan pemikiran falsafah Ibn Tufail tidak banyak diketahui oleh umat Islam sendiri. Ibn Tufail yang lahir pada tahun 1106 Masihi di Asya, Granada lebih dikenali sebagai ahli hukum, perubatan, dan ahli politik yang handal. Semasa pemerintahan al-Mu'min ibn Ali, Ibn Tufail atau nama asalnya, Abu Bakr Muhammad ibn Abdul Malik ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Tufail al-Qisi pernah dilantik sebagai pembantu gabenor Wilayah Sabtah dan Tonjah di Maghribi.

Beliau juga pernah menjadi doktor peribadi kepada pemerintah al-Muwahidin, Abu Ya'kub Yusuf. Selepas bersara, tempatnya digantikan oleh anak muridnya iaitu Ibnu Rusyd. Semasa hayatnya, Ibn Tufail pernah dilantik sebagai menteri dan merupakan ahli politik yang dihormati oleh pihak pemerintah.

Selain itu, beliau juga melibatkan dirinya dalam bidang pendidikan, pengadilan, dan penulisan. Walaupun Ibn Tufail dikatakan telah menulis banyak buku tetapi hanya sebuah sahaja kitab yang diwariskan kepada generasi umat Islam hari ini. Kitab itu ialah "Hay ibn Yaqzan" yang memuatkan pandangannya secara umum, dengan gaya bahasa yang menarik dan imiginasi yang indah. Buku ini dianggap sebagai warisan paling unik yang ditinggalkan oleh seorang ahli falsafah Islam.

Buku ini kemudiannya diterjemahkan ke dalam berbagai-bagai bahasa dunia. Yang menarik dalam buku itu, Ibn Tufail berusaha menerangkan bagaimana manusia mempunyai potensi untuk mengenali Allah. Katanya, semua ini dapat dilakukan dengan membuat penelitian terhadap alam sekitar dan sekelilingnya.

Menerusi buku itu, Ibn Tufail cuba merangka satu sistem falsafah berdasarkan perkembangan pemikiran yang ada pada diri manusia. Beliau berusaha mengungkap persoalan serta hubungan antara manusia, akal, dan Tuhan. Untuk itu, beliau telah menggunakan watak Hayibn Yaqzan yang hidup di sebuah pulau di Khatulistiwa sebagai gambaran percampuran empat unsur penting dalam kehidupan iaitu panas, sejuk, kering, dan basah dengan tanah. Watak itu hidup terpencil dan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan pimpinan akal dan bantuan pancaindera. Langkah Ibn Tufail menggunakan analog! watak tersebut dalam bukunya dianggap sebagai suatu perkara yang luar biasa dalam penulisan karya yang berbentuk falsafah.

Watak itu tidak pernah mengenali kedua-dua ibu bapanya. Tetapi alam telah memberinya seekor kijang yang menyusu dan memberinya makan. Setelah dewasa, dia mengarahkan pandangannya terhadap perkara yang ada di sekelilingnya. Di sini dia mulai membahaskan tentang kejadian dan rahsia perubahan yang berlaku disekelilingnya. Pada anggapannya di sebalik alamnya terdapat sebab-sebab yang tersembunyi yang mentadbir dan membentuknya. Hay bin Yaqzan selalu membahas dan menganalisa sesuatu perkara sehingga dia mampu mengetahui bahawa kebahagian dan kesengsaraan manusia itu bergantung kepada hubungannya dengan Allah. Dengan watak "Hay" itu, Ibn Tufail berjaya membuat huraian yang menarik sekaligus membantu kita memahami pemikiran falsafahnya.

Buku itu juga mengandungi pengamatan Ibn Tufail mengenai ilmu metafizik, matematik, fizik, dan sebagainya. Ibnu Tufail melihat alam ini sebagai baru dan ditadbir oleh Tuhan yang satu dan berkuasa penuh. Dalam diri manusia pula terdapat roh yang menjadi sumber dan asas kehidupan mereka di muka bumi ini. Falsafah Ibn Tufail bukan sekadar menyentuh perkara yang berkaitan dengan metafizik tetapi juga sains tabii seperti fizik. Ibn Tufail mendapati bahawa lapisan udara yang tinggi lebih sejuk dan nipis daripada lapisan yang rendah. Hal ini disebabkan kepanasan berlaku di permukaan bumi bukannya di ruang dan lapisan udara.

Beliau juga mendapati bahawa kepanasan boleh dihasilkan melalui geselan, gerakan cahaya sama ada daripada apt ataupun matahari. Meskipun pandangan itu dianggap sebagai satu perkara yang biasa pada hari ini tetapi pandangan ini sebenarnya telah menyediakan landasan kepada ahli sains untuk melakukan kajian terhadap kepanasan dan segala fenomena yang berkaitan dengannya. Pemikiran falsafah Ibn Tufail juga meliputi perkara yang berhubung dengan masyarakat. Beliau menyifatkan masyarakat terdiri daripada sebahagian besar anggota-anggota yang malas. Lantaran itu, mereka mudah terpengaruhi dan terikut-ikut dengan nilai yang sedia ada tanpa mahu memperbahaskannya.

Ibnu Tufail hidup hampir sezaman dengan Ibnu Bajjah. Maka sebab itu beliau mudah menerima pandangan falsafah Ibnu Bajjah, al-Farabi, dan beberapa ahli falsafah Islam yang lain dengan baik. Menurut sesetengah pengkaji dan pemikir, Ibn Tufail banyak dipengaruhi oleh falsafah Ibnu Bajjah sebagaimana yang dapat diperhatikan pada pertengahan buku Hay bin Yaqzan yang banyak membawa saranan yang terdapat dalam kitab "al-Mutawwahid". Dalam buku itu, Ibnu Bajjah telah melakukan pembelaan terhadap tulisan-tulisan al Farabi dan Ibnu Sina.

Namun begitu, Ibnu Tufail tidak menerima sarangan itu bulat-bulat melainkan selepas dibahaskan secara kritis. Selain itu beliau seorang yang berpegang kepada logik dalam mengungkap realiti alam dan kehidupan manusia.

Barangkali bertitik tolak daripada sikapnya itu, beliau tidak menyepi dan mengasingkan diri seperti mana yang dilakukan oleh segelintir ahli falsafah lain. Sebaliknya beliau bergiat dalam hal-hal yang berkaitan dengan kemasyarakatan dan mengambil bahagian secara aktif dalam urusan pemerintahan serta kenegaraan. Kegiatan ini dilakukannya sehingga beliau menghembuskan nafas yang terakhir pada 1185 Masihi.

6). Ibnu Bajjah

Umat Islam dipercayai telah sampai ke Sepanyol pada zaman sahabat lagi. Kedatangan mereka telah berjaya mempengaruhi kehidupan masyarakat di sana khususnya dalam bidang yang berkaitan keilmuan dan ketarnadunan. Bahkan kesan tamadun Islam masih dapat dilihat sehingga ke hari ini.

Sepanjang pemerintahan Islam di Sepanyol yang juga dikenali sebagai Andalusia, telah lahir ramai cendi-kiawan dan sarjana dalam pelbagai bidang. Sebahagian mereka ialah ahli sains, matematik, astronomi, perubatan, falsafah, sastera, dan sebagainya.

Salah seorang mereka ialah Abu Bakr Muhammad Ibn Yahya al-Saigh atau lebih terkenal sebagai Ibn Bajjah. Beliau dilahirkan di Saragossa pada tahun 1082 Masihi (M). Ibn Bajjah merupakan seorang sasterawan dan ahli bahasa yang unggul. Dalam hal ini, beliau pernah menjadi penyair bagi golongan al-Murabbitin yang dipimpin oleh Abu
Bakr Ibrahim Ibn Tafalwit.

Selain itu, Ibn Bajjah juga merupakan seorang ahli muzik dan pemain gambus yang handal. Sungguhpun begitu beliau juga seorang yang hafiz al-Quran. Dalam masa yang sama, Ibn Bajjah amat terkenal dalam bidang perubatan dan merupakan salah seorang doktor teragung yang pernah dilahirkan di Andalusia.Walau bagaimanapun, kehebatannya turut terserlah dalam bidang politik sehingga beliau dilantik menjadi menteri semasa Abu Bakr Ibrahim berkuasa di Saragossa. Lebih menakjubkan lagi apabila beliau dapat
menguasai ilmu matematik, fizik, dan falak.

Pada kesempatan itu beliau banyak menulis buku yang berkaitan dengan ilmu logik. Kemampuannya menguasai berbagai-bagai ilmu itu menjadikannya seorang sarjana yang teragung bahkan tiada bandingannya di Andalusia dan barangkali di dunia Islam. Jadi, sumbangannya dalam bidang keilmuan begitu besar sekali.Dalam bidang falsafah umpamanya, Ibn Bajjah boleh diletakkan setaraf dengan al-Farabi dan Aristotle. Dalam bidang ini beliau telah mengemukakan gagasan fal¬safah ketuhanan yang menetapkan bahawa manusia boleh berhubung dengan akal fa'al melalui perantaraan ilmu pengetahuan dan pembangunan potensi manusia.

Menurut Ibnu Bajjah, manusia boleh mendekati Tuhan melalui amalan berfikir dan tidak semestinya melalui amalan tasawuf yang dikemukakan oleh Iman al-Ghazali. Dengan ilmu dan amalan berfikir, segala keutamaan dan perbuatan moral dapat diarahkan untuk memimpin serta menguasai jiwa. Usaha ini boleh menumpaskan sifat haiwaniah yang bersarang dalam hati dan diri manusia.Berdasarkan pendapatnya, seseorang itu harus mengupayakan perjuangannya untuk berhubung dengan alam sama ada bersama-sama dengan masyarakatnya ataupun secara terpisah.

Kalau masyarakat itu tidak baik maka seseorang itu harus menyepi dan menyendiri. Pandangan falsafah Ibn Bajjah ini jelas dipengaruhi oleh idea-idea al-Farabi. Pemikiran falsafah Ibn Bajjah ini dapat diikuti dalam "Risalah al-Wida" dan kitab "Tadbir al-Muttawwahid" yang secara umumnya merupakan pembelaan kepada karya-karya al-Farabi dan Ibn Sina kecuali bahagian yang berkenaan dengan sistem menyepi dan menyendiri.Namun, ada sesetengah pengkaji mengatakan bahawa kitab tersebut sama dengan buku "al-Madinah al'Fadhilah" yang ditulis oleh al-Farabi. Dalam buku itu, al-Farabi menjelaskan pandangan beliau mengenai politik dan falsafah.

Al-Farabi semasa membicarakan tentang politik telah mencadangkan supaya sebuah negara kebajikan yang diketuai oleh ahli falsafah diwujudkan. Satu persamaan yang ketara antara al-Farabi dengan Ibn Bajjah ialah kedua-duanya meletakkan ilmu mengatasi segala-galanya. Mereka hampir sependapat bahawa akal dan wahyu merupakan satu hakikat yang padu. Sebarang percubaan untuk memisahkan kedua-duanya hanya akan melahirkan sebuah masyarakat dan negara yang pincang.

Oleh sebab itu, akal dan wahyu harus menjadi dasar dan asas pembinaan sebuah negara serta masyarakat yang bahagia. Ibn Bajjah berpendapat bahawa akal boleh menyebabkan manusia mengenali apa sahaja kewujudan sama ada benda atau Tuhan. Akal boleh mengenali dengan sendiri perkara-perkara tersebut tanpa dipengaruhi oleh unsur-unsur kerohanian melalui amalan tasawuf.

Selain itu, Ibn Bajjah juga telah menulis sebuah buku yang berjudul "aI-Nafs" yang membicarakan persoalan yang berkaitan dengan jiwa. Pembicaraan itu banyak dipengaruhi oleh gagasan pemikiran falsafah Yunani. Oleh sebab itulah, Ibn Bajjah banyak membuat ulasan terhadap karya dan hasil tulisan Aristotle, Galenos, al-Farabi, dan al-Razi.

Minatnya dalam soal-soal yang berkaitan dengan ketuhanan dan metafizik jauh mengatasi bidang ilmu yang lain meskipun beliau turut mahir dalam ilmu psikologi,politik, perubatan, algebra, dan sebagainya. Sewaktu membicarakan ilmu logik, Ibn Bajjah berpendapat bahawa sesuatu yang dianggap ada itu sama ada benar-benar ada atau tidak ada bergantung pada sama ada diyakini ada atau hanyalah suatu
kemungkinan. Justeru itu, apa yang diya¬kini itulah sebenarnya satu kebenaran dan sesuatu kemungkinan itu boleh jadi mungkin benar dan tidak benar.Sebenarnya, banyak perkara di dunia ini yang tidak dapat dihuraikan menggunakan logik. Jadi, Ibnu Bajjah belajar ilmu-ilmu lain untuk membantunya memahaminya hal-hal berkaitan dengan metafizik.

Ilmu sains dan fizik misalnya digunakan oleh Ibn Bajjah untuk menghuraikan persoalan benda dan rupa. Menurut Ibn Bajjah, benda tidak mungkin wujud tanpa rupa tetapi rupa tanpa benda mungkin wujud. Oleh sebab itu, kita boleh menggambarkan sesuatu dalam
bentuk dan rupa yang berbeza-beza. Kemahiran Ibn Bajjah dalam bidang matematik dan fizik sememangnya diperakui tetapi beliau tidak cuba menyelesaikan permasalahan yang
timbul. Sebaliknya ilmu itu digunakan untuk menguatkan hujah dan pandangannya mengenai falsafah serta persoalan metafizik.

Masih banyak lagi pemikiran falsafah Ibn Bajjah yang tidak diketahui kerana sebahagian besar karya tulisannya telah musnah. Bahan yang tinggal dan sampai kepada kita hanya merupakan sisa-sisa dokumen yang berselerakan di beberapa perpustakaan di Eropah. Sesetengah pandangan falsafahnya jelas mendahului zamannya. Sebagai contoh, beliau telah lama menggunakan ungkapan manusia sebagai makhluk sosial, sebelum para sarjana Barat berbuat demikian.

Begitu juga konsep masyarakat madani telah dibicarakan dalam tulisannya secara tidak langsung. Sesungguhnya Ibn Bajjah merupakan tokoh ilmuwan yang hebat. Sesuai dengan itu beliau telah diberikan kedudukan dan penghormatan yang tinggi oleh orang Murabbitin. Tetapi perasaan dengki dan cemburu telah menyebabkan beliau diracuni dan akhirnya meninggal dunia pada tahun 1138 (M) dalam usia yang masih muda. Biarpun umur Ibn Bajjah tidak panjang tetapi sumbangan dan pemikirannya telah meletakkan tapak yang kukuh kepada perkembangan ilmu dan falsafah di bumi Andalusia

7) Al-Biruni

Ahli falsafah yang serba boleh.

Pada zaman awal kedatangan Islam, masyarakat Islam tidak begitu terdedah kepada ilmu falsafah. Walau bagaimanapun menjelang abad ke-3, para sarjana Islam mulai memberikan perhatian kepada persoalan dan pemikiran yang berkaitan dengan falsafah.

Asas kepada falsafah yang dipelopori oleh para ilmuwan Islam, berpaksikan ajaran Islam dan kalimah syahadah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan dan ketakwaan umat Islam. Berbeza dengan falsafah Yunani yang lebih tertumpu kepada pencarian kebenaran berlandaskan pemikiran dan logik semata-mata sehingga menimbulkan kekeliruan serta kecelaruan yang tidak berpanjangan.

Aliran falsafah pada zaman Islam tidak sekadar membataskan perbicaraan kepada persoalan yang berkaitan dengan metafizika ketuhanan dan kejadian alam. Tetapi juga meliputi perbincangan yang berkaitan dengan nilai-nilai akhlak, masyarakat, dan kemanusiaan. Walaupun ahli falsafah pernah dicap oleh Imam Al-Ghazali sebagai golongan yang sesat lagi menyesatkan, tetapi perkembangan ilmu falsafah itu telah berjaya membantu menyelesaikan pelbagai persoalan keagamaan, ekonomi, politik, sosial, budaya, dan bidang-bidang lain.

Wahyu sebenarnya tidak bercanggah dengan akal. Menerusi paduan wahyu dan akal seperti yang dicernakan oleh para ilmuwan Islam telah berjaya membantu meletakkan batu asas yang kukuh kepada pembinaan peradaban Islam.

Kerana itu, umat Islam digalakkan mencari dan menimba ilmu hatta sampai ke negara China. Dorongan yang diberikan oleh Islam itu telah memberikan semacam motivasi kepada para sarjana Islam untuk terus menggali dan mempelajari pelbagai ilmu pengetahuan sama ada di timur ataupun barat.

Salah seorang ilmuwan tersebut ialah Al Biruni atau nama asalnya Abu al-Raihan Muhammad ibn Ahmad al-Biruni. Beliau dilahirkan pada tahun 362 H (973 M) diBirun, ibu negara Khawarizm atau lebih dikenali sebagai Turkistan. Gurunya yang terawal ialah Abu Nasr Mansur ibn Alt ibn Iraqin yang juga merupakan seorang pakar ilmu matematik dan alam.

Minat dan kecenderungannya untuk mempelajari serta meluaskan dimensi ilmu pengetahuannya telah mendorong Al-Biruni merantau sehingga ke negara India. Tetapi semasa berada di India, Al-Biruni telah ditawan oleh Sultan Mahmood al-Ghaznawi. Setelah menyedari keilmuwannya beliau ditugaskan di istana sebagai salah seorang ulama. Kesempatan itu digunakan sepenuhnya oleh Al-Biruni untuk mempelajari bahasa Sanskrit dan bahasa lain di India.

Di sana beliau mengambil kesempatan untuk mengenali agama Hindu dan falsafah India. Hasilnya beliau telah menulis beberapa buah buku yang mempunyai hubungan dengan masyarakat India dan kebudayaan Hindu.

Dalam satu tulisannya, beliau menyatakan bahawa ajaran Hindu berasaskan konsep penjelmaan yang mempunyai persamaan dengan syahadah Tauhid dalam Islam dan triniti dalam agama Kristian.

Tembok penjara tidak menjadi penghalang kepada Al-Biruni untuk terus menuntut dan menghasilkan karya-karya yang besar dalam pelbagai bidang. Sumbangannya kepada ilmu dan peradaban India amat besar. Sumbangannya yang paling penting ialah dalam penciptaan kaedah penggunaan angka-angka India dan kajiannya mencari ukuran bumi menggunakan kiraan matematik. Beliau juga telah berjaya menghasilkan satu daftar yang mengandungi peta dan kedudukan ibu-ibu negara di dunia.

Semasa berada dalam tawanan itu, Al-Biruni juga menggunakan seluruh ruang dan peluang yang ada untuk menjalinkan hubungan antara para ilmuwan sekolah tinggi Baghdad dan para sarjana Islam India yang tinggal dalam istana Mahmud al Ghaznawi.

Selepas dibebaskan, beliau telah menulis sebuah buku yang berjudul Kitab Tahdid al Nih-ayat al Amakin Lita'shih al Masafat al Masakin. Di samping itu, beliau turut mendirikan sebuah pusat kajian astronomi mengenai sistem solar yang telah membantu perkembangan pengajian ilmu falak pada tahun-tahun yang mendatang. Kajiannya dalam bidang sains, matematik, dan geometrik telah menyelesaikan banyak masalah yang tidak dapat diselesaikan sebelum ini.

Penguasaannya terhadap pelbagai ilmu pengetahuan dan bidang telah menyebabkan beliau digelar sebagai "Ustaz fil Ulum" atau guru segala ilmu. Penulisannya tentang sejarah Islam telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dengan judul "Chronology of Ancient Nation". Banyak lagi buku tulisan Al-Biruni diterbitkan di Eropah dan tersimpan dengan baiknya di Museum Escorial, Sepanyol. Dalam sepanjang hidupnya

Al-Biruni telah menghasilkan lebih 150 buah buku termasuk satu senarai kajian yang mengandungi 138 tajuk.

Antara buku itu ialah Al-Jamahir fi al-Jawahir yakni mengenai batu-batu permata; Al-Athar al-Baqiah berkaitan kesan-kesan lama tinggalan sejarah dan Al-Saidalah fi al-Tibb, tentang ubat-ubatan. Karya ini dikatakan karyanya yang terakhir sebelum meninggal dunia pada 1048M.

Al-Biruni bukan sahaja dapat menguasai bahasa Sanskrit dengan baik tetapi juga bahasa-bahasa Ibrani dan Syria. Beliau yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas tentang falsafah Yunani menjadikannya seorang sarjana agung yang pernah dilahirkan oleh dunia Islam. Al-Biruni berjaya membuktikan bahawa gandingan falsafah dan ilmu pengetahuan telah membolehkan agama terus hidup subur dan berkembang serta membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh umat.

Pemikiran falsafahnya tidak semata-mata bersandarkan kepada imaginasi dan permainan logik tetapi berdasarkan kepada kajian yang dilakukannya secara empirikal. Kepakarannya dalam ilmu Islam tidak boleh dipertikaikan kerana dalam umur yang masih muda lagi beliau telah menghasilkan sebuah karya besar yang berjudul Kitabul Asar al baqiya 'Anil Quran al Khaliya.

Sebelum ke India, Al-Biruni sering menjalinkan hubungan dengan Ibnu Sina. Keadaan ini menjadi bukti pengiktirafan ilmuwan Islam lain terhadap ketokohan dan kesarjanaannya. Sekali gus menjadikan beliau seorang ahli falsafah Islam yang serba boleh dengan sumbangan yang telah memberikan manfaat yang besar kepada manusia seluruhnya.

Dalam masa yang sama, Al-Biruni juga membuktikan bahawa golongan ahli falsafah bukan merupakan golongan yang sesat dan hidup di awang-awangan. Sebaliknya mereka merupakan golongan ilmuwan yang perlu diberi pengiktirafan. Peranan dan kedudukan mereka amat besar dalam pembinaan tamadun Islam serta peradaban manusia.

Sesungguhnya kemunculan Al-Biruni sebagai tokoh ilmuwan tersohor telah mengangkat martabat ahli falsafah daripada terus diberikan pelbagai stigma dan label yang berbentuk negatif serta merubah peranan yang sepatutnya dimainkan oleh ahli falsafah itu sendiri.


8). Al-Farabi

Digelar Aristotle kedua.

Tulisan ahli falsafah Yunani seperti Plato dan Aristotle mempunyai pengaruh yang besar terhadap pemikiran ahli falsafah Islam. Salah seorang ahli falsafah Islam yang terpengaruh dengan pemikiran kedua tokoh tersebut ialah Al-Farabi.

Nama sebenarnya Abu Nasr Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlaq Al Farabi. Beliau lahir pada tahun 874M (260H) di Transoxia yang terletak dalam Wilayah Wasij di Turki. Bapanya merupakan seorang anggota tentera yang miskin tetapi semua itu tidak menghalangnya daripada mendapat pendidikan di Baghdad. Beliau telah mempelajari bahasa Arab di bawah pimpinan Ali Abu Bakr Muhammad ibn al-Sariy.

Selepas beberapa waktu, beliau berpindah ke Damsyik sebelum meneruskan perjalanannya ke Halab. Semasa di sana, beliau telah berkhidmat di istana Saif al-Daulah dengan gaji empat dirham sehari. Hal ini menyebabkan dia hidup dalam keadaan yang serba kekurangan.

Al-Farabi terdidik dengan sifat qanaah menjadikan beliau seorang yang amat sederhana, tidak gilakan harta dan cintakan dunia. Beliau lebih menumpukan perhatian untuk mencari ilmu daripada mendapatkan kekayaan duniawi. Sebab itulah Al-Farabi hidup dalam keadaan yang miskin sehingga beliau menghembuskan nafas yang terakhir pada tahun 950M (339H).

Walaupun Al-Farabi merupakan seorang yang zuhud tetapi beliau bukan seorang ahli sufi. Beliau merupakan seorang ilmuwan yang cukup terkenal pada zamannya. Dia berkemampuan menguasai pelbagai bahasa.

Selain itu, dia juga merupakan seorang pemuzik yang handal. Lagu yang dihasilkan meninggalkan kesan secara langsung kepada pendengarnya. Selain mempunyai kemampuan untuk bermain muzik, beliau juga telah mencipta satu jenis alat muzik yang dikenali sebagai gambus.

Kemampuan Al-Farabi bukan sekadar itu, malah beliau juga memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam dalam bidang perubatan, sains, matematik, dan sejarah. Namun, keterampilannya sebagai seorang ilmuwan yang terulung lebih dalam bidang falsafah. Bahkan kehebatannya dalam bidang ini mengatasi ahli falsafah Islam yang lain seperti Al-Kindi dan Ibnu Rusyd.

Dalam membicarakan teori politiknya, beliau berpendapat bahawa akal dan wahyu adalah satu hakikat yang padu. Sebarang percubaan dan usaha untuk memisahkan kedua-dua elemen tersebut akan melahirkan sebuah negara yang pincang serta masyarakat yang kacau-bilau. Oleh itu, akal dan wahyu perlu dijadikan sebagai dasar kepada pembinaan sebuah negara yang kuat, stabil serta makmur.

Al-Farabi banyak mengkaji mengenai falsafah dan teori Socrates, Plato, dan Aristotle dalam usahanya untuk menghasilkan teori serta konsep mengenai kebahagiaan. Maka tidak hairanlah, Al-Farabi dikenali sebagai orang yang paling memahami falsafah Aristotle. Dia juga merupakan seorang yang terawal menulis mengenai ilmu logik Yunani secara teratur dalam bahasa Arab.

Meskipun pemikiran falsafahnya banyak dipengaruhi oleh falsafah Yunani tetapi beliau menentang pendapat Plato yang menganjurkan konsep pemisahan dalam kehidupan manusia.
Menurut Al-Farabi, seorang ahli falsafah tidak seharusnya memisahkan dirinya daripada sains dan politlk. Sebaliknya perlu menguasai kedua-duanya untuk menjadi seorang ahli falsafah yang sempurna.

Tanpa sains, seorang ahli falsafah tidak mempunyai cukup peralatan untuk diekspolitasikan untuk kepentingan orang lain. Justeru, seorang ahli falsafah yang tulen tidak akan merasai sebarang perbezaan di antaranya dengan pemerintah yang tertinggi kerana keduanya merupakan komponen yang saling lengkap melengkapi. Dalam hal ini beliau mencadangkan agar diwujudkan sebuah negara kebajikan yang diketuai oleh ahli falsafah.

Pandangan falsafahnya yang kritikal telah meletakkannya sebaris dengan ahli falsafah Yunani yang lain. Dalam kalangan ahli falsafah Islam, beliau juga dikenali sebagai Aristotle kedua. Bagi Al-Farabi, ilmu segala-galanya dan para ilmuwan harus diletakkan pada kedudukan yang tertinggi dalam pemerintahan sesebuah negara.

Pandangan Al-Farabi ini sebenarnya mempunyai persamaan dengan falsafah dan ajaran Confucius yang meletakkan golongan ilmuwan pada tingkat hierarki yang tertinggi di dalam sistem sosial sesebuah negara.

Di samping itu, Al-Farabi juga mengemukakan banyak pandangan yang mendahului zamannya. Antaranya beliau menyatakan bahawa keadilan itu merupakan sifat semula jadi manusia, manakala pertarungan yang berlaku antara manusia merupakan gejala sifat semula jadi tersebut.

Pemikiran, idea, dan pandangan Al-Farabi mengenai falsafah politik terkandung dalam karyanya yang berjudul "Madinah al-Fadhilah". Perbicaraan mengenai ilmu falsafah zaman Yunani dan falsafah Plato serta Aristotle telah disentuhnya dalam karya " Ihsa* al-Ulum" dan "Kitab al-Jam".

Terdapat dua buku tidak dapat disiapkan oleh Al-Farabi di zamannya. Buku-buku itu ialah "Kunci Ilmu" yang disiapkan oleh anak muridnya yang bernama Muhammad Al Khawarismi pada tahun 976M dan "Fihrist Al-Ulum" yang diselesaikan oleh Ibnu Al-Nadim pada tahun 988M.

Al-Farabi juga telah menghasilkan sebuah buku yang mengandungi pengajaran dan teori muzik Islam, yang diberikan judul "Al-Musiqa" dan dianggap sebagai sebuah buku yang terpenting dalam bidang berkenaan.

Sebagai seeorang ilmuwan yang tulen, Al-Farabi turut memperlihatkan kecenderungannya menghasilkan beberapa kajian dalam bidang perubatan. Walaupun kajiannya dalam bidang ini tidak menjadikannya masyhur tetapi pandangannya telah memberikan sumbangan yang cukup bermakna terhadap perkembangan ilmu perubatan di zamannya.

Salah satu pandangannya yang menarik ialah mengenai betapa jantung adalah lebih penting berbanding otak dalam kehidupan manusia. Ini disebabkan jantung memberikan kehangatan kepada tubuh sedangkan otak hanya menyelaraskan kehangatan itu menurut keperluan anggota tubuh badan.

Sesungguhnya Al-Farabi merupakan seorang tokoh falsafah yang serba boleh. Banyak daripada pemikirannya masih relevan dengan perkembangan dan kehidupan manusia hari ini. Sementelahan itu, pemikirannya mengenai politik dan negara banyak dikaji serta dibicarakan di peringkat universiti bagi mencari penyelesaian dan sintesis terhadap segala kemelut yang berlaku pada hari ini.

9). Al-Razi

Karyanya menjadi rujukan dunia Eropah.

Al-Razi merupakan seorang tokoh falsafah Islam yang banyak menimbulkan kontroversi dalam bidang ilmu falsafah. Sikap dan pemikirannya dikatakan cenderung kepada pemikiran dan teori ahli falsafah Yunani kuno seperti Plato. Oleh sebab itu, ramai dalam kalangan ahli falsafah muslim yang mengecamnya, mereka tidak setuju dengan sebahagian pendapatnya yang pro-platonisme.

Walau bagaimanapun, al-Razi tetap diletakkan dalam senarai ahli falsafah muslim yang terkemuka sehingga ke hari ini. Sumbangannya yang besar dalam bidang perubatan dan kimia sangat berharga kepada generasi selepasnya. Manakala dalam bidang falsafah, al-Razi memberi sumbangan besar dalam menghuraikan falsafah logik, metafizik, moral, dan kenabian dengan cara rasional dan harmoni. Oleh sebab itulah al-Razi terkenal sebagai seorang ahli falsafah yang rasional dan murni.

Al-Razi atau nama sebenarnya Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi, lahir pada tahun 236H bersamaan 850M. Sesetengah pendapat mengatakan yang beliau lahir pada 1 Sya'ban 251H bersamaan 865M. Beliau anak kelahiran bum! Iran iaitu di Ray dekat Tehran merupakan seorang tokoh falsafah yang masyhur pada kurun ke-3 Hijrah.

Beliau pada zaman mudanya menjadi pemain gambus (rebab, rebana) sambil menyanyi, kemudian dia meninggalkan pekerjaan itu dan mempelajari bidang perubatan dan falsafah. Beliau belajar ilmu kedoktoran dengan Ali ibn Rabban al-Thabari (192 - 240H bersamaan 808-855M) dan belajar ilmu falsafah dengan al-Balkhi. Dalam masa yang sama beliau juga belajar matematik, astronomi, sastera, dan kimia.

Semasa Mansur ibn Ishaq ibn Ahmad ibn Asad menjadi Gabenor Ray, al-Razi diberi kepercayaan memimpin rumah sakit (hospital) selama enam tahun (290-296H bersamaan 902 - 908M). Pada masa ini juga al-Razi menulis buku al-Thibb al-Mansuri yang dipersembahkan kepada Mansur ibn Ishaq ibn Ahmad. Kemudian al-Razi berpindah ke Baghdad atas permintaan Khalifah al-Muktafi (289 - 295H bersamaan 901 - 908M), yang berkuasa pada waktu itu.

Dalam menjalankan kerjaya kedoktoran, beliau dikenal sebagai seorang yang pemurah, sayang kepada pesakit-pesakitnya, dermawan kepada orang-orang miskin dan memberi rawatan kepada mereka secara percuma. Hitti menyifatkan al-Razi sebagai seorang doktor yang paling agung dalam kalangan doktor Muslim dan juga seorang penulis yang produktif.

Kemasyhuran al-Razi sebagai doktor bukan sahaja di dunia timur, tetapi juga di barat; sehinggakan beliau telah digelar The Arabic Galen. Setelah Khalifah al-Muktafi wafat, al-Razi kembali ke Ray, dan meninggal dunia pada 5 Syaaban 313H (Oktober 925M).

Para sarjana berpendapat bahawa al-Razi mengalami sakit mata dan kemudiannya buta pada penghujung hayat-nya. Al-Razi menderita akibat ketekunannya menulis dan membaca yang terlalu banyak.

Dalam dunia keilmuan, tradisi pro dan kontra tidak pernah luput sejak zaman dahulu bahkan sehinggalah ke hari ini. Demikianlah pada zaman al-Razi, beliau tidak terlepas daripada ditentang oleh para ilmuwan sezamannya.

Penentang al-Razi yang dapat dikenal pasti oleh para sarjana dan ilmuwan Islam ialah Abu Qasim al-Balkhi. Beliau banyak menulis penolakan terhadap buku-buku al-Razi, terutama buku 'Ilm al'Ilahi. Begitu juga dengan Syuhaid ibn al-Husain al-Balkhi, beliau mempunyai banyak perbezaan dengannya al-Razi terutama tentang teori kesenangan. Teorinya tentang kesenangan itu dijelaskan dalam kitabnya Tafdhil Ladzdzat al-Na^s, yang ditulis kembali oleh Abu Sulaiman al-Mantiqi al-Sajistani dalam Siwan al-Hikmah.

Karya-karya dan sumbangan

Al-Razi merupakan antara tokoh yang produktif dalam lapangan penulisan. Hal ini terbukti dengan banyak hasil karya beliau ditemui termasuk yang telah hilang. Tidak kurang daripada 200 buah karangan termasuk buku, makalah, dan surat-surat telah dihasilkan oleh al-Razi dicatatkan para pengkaji. Karya-karya beliau banyak membincangkan persoalan falsafah, perubatan, sains, ketuhanan, al-Quran, ilmu kalam, bahasa Arab, fiqh dan usul fiqh, geometri, dan sejarah.

Kemasyhuran al-Razi bukan sahaja menjadi kebanggaan kepada dunia Islam malah ketokohan dan kepakaran beliau turut diakui oleh dunia barat. Hal ini terbukti dengan banyak karya-karya beliau telah menjadi rujukan dan panduan dunia barat terutamanya dalam bidang perubatan. Sehingga kini karya-karya al-Razi masih diguna.

Kitab al-Hawi (Liber Contines) merupakan sebuah ensiklopedia amalan perubatan terapeutik yang dihasilkan olehnya menjadi rujukan dunia Eropah. Minat yang mendalam dunia Eropah kepada karya agung yang seberat 10kg ini terbukti dengan penerbitannya beberapa kali sejak abad ke-12M lagi sehingga abad ke-17M.

Penemuan al-Razi berkenaan sakit campak cacar tulen (smallpox) dan campak biasa(measal) turut menjadi bahan rujukan perubatan di dunia Barat malah turut diulangi penerbitannya beberapa kali sehingga abad ke-18M. Kedua-dua karya ini juga merupakan sumber kurikulum tradisional di kalangan para pengamal perubatan Islam.

Kitab al-Mansur (Liber medicinalis ad al Mansorem) juga karya agung al-Razi dalam dunia perubatan. Al-Razi telah menghasilkan buku ini ketika beliau di Khurasan di bawah pemerintahan Gabenor al-Mansur Ibnu Ishaq. Dalam buku ini terkandung 10 penemuan berkaitan tentang amalan sent dan sains perubatan. Buku ini dianggap satu karya beliau yang tulen dan mencerminkan kematangan dan kepakaran beliau dalam amalan perubatan moden.

Dalam buku ini juga beliau menekankan betapa pentingnya cara pemeriksaan yang teliti sebelum membuat sesuatu kesimpulan tentang sesuatu penyakit. Satu falsafah yang terpenting dalam karya al-Razi ini ialah kebenaran dalam ilmu perubatan merupakan suatu yang amat sukar diperoleh dan walaupun banyak tersedia rujukan namun kurang juga nilainya sekiranya dibandingkan dengan amalan seorang doktor yang sentiasa menggunakan kuasa pemikiran dan logiknya.

Al-Razi menentang sekeras-kerasnya amalan penipuan dan penyelewengan dalam amalan perubatan. Padanya penyakit jasmani tidak boleh dipisahkan dengan penyakit rohani. Oleh sebab itu, dalam merawatnya kedua-dua pendekatan iaitu rohani dan jasmani terus digemblengkan.

Al-Razi turut memberi sumbangan yang besar dalam bidang kimia dengan terhasilnya Kitab al-Asrar (The Book of Secrets). Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan merupakan sumber utama maklumat bahan kimia sehingga abad ke-14M. Antara lain kejayaan al-Razi dalam dunia perubatan ialah penemuan rawatan kepada penyakit cacar dan pengasingan alkohol dalam penghasilan antiseptik.

Sumbangan al-Razi dalam bidang falsafah tidak kurang hebatnya, dengan terhasilnya banyak karya tentang falsafah sudah cukup untuk membuktikan minat yang mendalam al-Razi dalam bidang falsafah. Karya beliau dalam bidang falsafah yang berjudul Al'Thib al-Ruhani merupakan karya teragung beliau dalam bidang falsafah. Karya ini berkisar tentang cara pengubatan penyakit jiwa dan pengubatan fizik yang menyembuhkan tubuh badan.

Antara karya utama yang membincangkan persoalan falsafah ialah al-Sirah al'Falsafiyyah, Amarah al-lqbal aI'Dawlah, Kitab al-Ladzdzah, Kitab al-llmi al-Ilahi, Maqalah fi ma baid al'Thabiiyah, dan al-Syukuk 'ala Proclus.

Alt Sami al-Nasysyar telah mengesan sebanyak 97 buah buku yang telah dihasilkan oleh al-Razi yang merangkumi bidang-bidang al-Quran (tafsir) lima buah, Ilmu kalam 40 buah, Falsafah 26 buah, Bahasa Arab tujuh buah, Fiqh dan Usul Fiqh lima buah, Perubatan tujuh buah, Geometri lima buah, dan Sejarah dua buah.

Brockelman seorang pengkaji biografi orientalis pula membahagikan penulisan tokoh ini kepada 13 bidang dengan hanya menemui 38 buah karya sahaja, antaranya History dua buah, Fiqh tiga buah, Quran tiga buah, Dogmatics 13 buah, Philosophy lapan buah, Astrology satu buah, Cheiromancy satu buah, Rhetoric satu buah, Encyclopedia satu buah, Medicine satu buah, Physionomy dua buah, Alchemy satu buah, dan Mineralogy satu buah.

 

10). Ibnu Qayyim

Menghuraikan falsafah ekonomi Islam.

Ibn Qayyim al-Jawziyyah (691/1292 - 751/1350) bukanlah tokoh yang asing dalam kalangan orang Islam, tetapi ramai yang tidak tahu pemikiran dan sumbangannya dalam falsafah ekonomi Islam. Ibn Qayyim banyak membincangkan konsep kekayaan dan kemiskinan, ekonomi dan zakat, konsep faedah, riba al-fadi dan riba al-nasiiah, dan mekanisme pasaran.

Ibn Qayyim atau nama asalnya Shams al-Din Abu 'Abd Allah Muhammad bin Abu Bakr bin Sa'ad, lahir pada 7 Safar 691H bersamaan 9 Januari 1292M di Damsyik. Beliau meninggal dunia pada tahun 751H/1350M ditempat yang sama. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang mementingkan ilmu pengetahuan. Ayahnya merupakan guru pertama yang mengajar Ibn Qayyim tentang ilmu-ilmu asas Islam termasuk ilmu al-fara'id.

Sebenarnya, beliau telah menuntut pelbagai bidang pengajian dengan beberapa orang ulama terkenal pada waktu remajanya. Antara guru beliau ialah Qadi Sulayman bin Hamzah (711H/1311M), Shaykh Abu Bakr (718H/1318M), al-Majd al-Tunisi (718 H), Abu al-Fath al-Ba'li (709H), al- Saffi al-Hindi (715H), al-Taqi al-Sulayman, Abu Bakr bin 'Abd al-Da'im (718H), Abu Basr bin al-Shirazi (723H), 'Isa al-Mut'im (719H), Isma'il Maktum (716H), dan Ibn Taymiyyah (661 - 728/1263 - 1328).

Antara bidang pengajian yang dipelajari daripada mereka ialah tafsir al-Quran, hadith, usul al-fiqh, dan fiqh. Kesungguhan dan ketekunan Ibn Qayyim mempelajari ilmu dan pelbagai bidang, akhirnya menjadikan beliau terkenal sebagai seorang tokoh dalam bidang fiqh, usul al-fiqh, tafsir, bahasa Arab, ilmu kalam, dan hadith. Malah menurut Ibn 'Imad, Ibn Qayyim merupakan seorang yang alim dalam bidang tasawuf.

Ibn Qayyim sangat terkenal sebagai seorang tokoh ilmuwan pada zamannya dan dapat menguasai pelbagai bidang ilmu. Beliau merupakan salah seorang faqih yang mempunyai autoriti dalam Mazhab Hambali. Ada sesetengah Ulama Sufi menggelarkannya sebagai sufi agong. Beliau juga mempunyai personaliti dan peribadi yang baik yang amat sukar ditandingi oleh orang lain yang semasa dengannya. Ibn Kathir (774H/1373M), salah seorang anak muridnya pernah menyatakan bahawa Ibn Qayyim kuat beribadat dan peribadinya disukai oleh orang ramai pada waktu itu. Antara lain Ibn Kathir menulis, "Aku tidak pernah melihat pada zaman kami ini, orang yang kuat beribadat seperti Ibn Qayyim. Apabila sembahyang, sembahyangnya begitu lama. Beliau memanjang rukuknya dan juga sujudnya."

Selaku seorang ulama yang terkenal, Ibn Qayyim telah didampingi oleh ramai orang yang berguru dan mempelajari pelbagai bidang ilmu dengannya. Antara anak muridnya yang masyhur ialah Ibn Kathir tokoh dalam ilmu hadith dan sejarah, Zayn al-Din Ibn Rajab al- Hambali (795H/1397M) seorang tokoh dalam Mazhab Hambali, dan Ibn Hajar al-'Asqalani (852H/1449M) seorang tokoh hadith yang tidak asing lagi.

Menurut penyelidikan Dr. 'Iwad Allah Jad Hijazi penulisan Ibn Qayyim dalam pelbagai bidang ilmu pengetahuan berjumlah 66 buah. Penulisan itu ada yang berjilid-jilid, ada yang tebal dan ada yang kecil serta ringkas. Dalam bidang tafsir Ibn Qayyim menulis Kitab al'Tibyan fi Iqsam al'Qur'an, Tafsir al Muuawwizatayn, Tafsir Surah al'Fatihah yang terdapat di awal Kitab Madarij al-Salikin, dan lain-lain lagi.

Dalam bidang Hadith, Ibn Qayyim menulis kitab-kitab seperti Tahdhib al-Siman oleh Abu Dawud, al-Wabilal Sayyab min al-Kalam al-Tayyib, dan sebagainya. Dalam bidang Fiqh dan Usul Fiqh beliau menyumbangkan kitab-kitab seperti, Ilam al-Muwaqqi'in 'an Rabb al-'Alarum, al-Turuq al-Hukmiyyah fi al-Siyysah al-Shar'iyyah, al-Solah wa Ahkam Tariqiha, Tuhfah al-Mawdud biAhkam al-Mawlud, Bayan al-Dalil "An Istighna" al-Musabaqah 'an al-Tahlil, al-Tahlil Fima Yaaill wa Yaarum min Libas al-Harir, dan sebagainya.

Dalam bidang tasawuf Ibn Qayyim menulis yang antaranya, kitab-kitab Madarij al-Salikin, Rawdah. al-Muhibbin wa Nuzhah ai-Mushtaqin, al-Fawa'id li Ibn Qayyim, 'Uddah al-Sabirin wa Dhakhirah al-Shakirin, Taraq al-Hijratayn wa Bab al-Sa'adatayn, dan sebagainya. Dalam bidang kalam dan falsafah Ibn Qayyim menulis beberapa kitab seperti, Shifa' a-'Alil fi Masa'il al-Qada' wa Al-Qadar wa al-hikmah wa al-Ta'lil, Kitab al-Ruh, Hadi al-Arwah ila Bilad al-Afrah, dan Miftah dar al-Sa'adah wa Manshur Wilayah al-'Ilm wa al-Iradah.

Dalam bidang sejarah, beliau menulis Kitab Zad al-Ma'ad fi Hady Khayr al-'Ibad. Ibn Qayyim juga menulis al-Tibb al-Nabawi, Talbis Iblis, al-Jawab al-Kafi 'an Lima Sa'ala 'An al-Dawa' al-Shafi, dan lain-lain lagi.

Ibn Qayyim dalam penulisannya juga telah menyentuh beberapa perkara berkenaan dengan falsafah ekonomi Islam iaitu konsep manusia Islam (homo islamicus) dan manusia bukan ekonomi (non homo economicus), konsep keadilan dan nilai-nilai etika dalam ekonomi, aktiviti ekonomi, kerjasama dan pembahagian buruh, pemilikan harta kekayaan oleh individu, dan peranan kerajaan dalam ekonomi.

Dalam hal ini, Ibn Qayyim menggariskan asas kepercayaan Islam bahawa setiap manusia bertanggungjawab membimbing diri sendiri ke arah menjadi hamba Allah yang baik dan Allah S.W.T merupakan sumber pedoman dan petunjuk.

Dalam pengajian ekonomi, manusia digambarkan sebagai makhluk yang sifat, gelagat, dan tindakannya mementingkan diri sendiri, tamak, haloba, dan menjadikan keuntungan sebagai asas penting dalam semua jenis aktiviti ekonomi. Jadi, setiap manusia bertanggungjawab terhadap perbuatannya dan Allah S.W.T menjadi pedoman dan petunjuk ke arah jalan yang betul.

Selain itu, Ibn Qayyim menekankan bahawa hidup di dunia ini merupakan ujian dan cubaan daripada Allah S.W.T. Ujian yang dikenakan kepada manusia itu boleh sama ada dalam bentuk anugerah harta kekayaan ataupun diberikan kehidupan yang susah. Anugerah kekayaan kepada seseorang tidak bermaksud Allah S.W.T sayang kepadanya. Demikian juga ujian kemiskinan tidak bermaksud Allah S.W.T benci kepada seseorang. Harta kekayaan yang dimiliki oleh manusia bukanlah bererti hidup ini penuh dengan kesenangan.

Ibn Qayyim juga ada menyentuh soal keadilan yang merupakan teras semua aspek dalam kehidupan. Menurut Ibn Qayyim, keadilan merupakan objektif dan matlamat utama Syariah. Hal ini demikian adalah kerana Syariah itu mengandungi keadilan, keberkatan, dan kebijaksanaan. Perkara yang bercanggah dengan keadilan akan menukarkan keberkatan dan kebajikan kepada laknat dan kejahatan, dan daripada kebijaksanaan kepada sesuatu yang tidak berfaedah kepada Syariah.

Sehubungan dengan itu Ibn Qayyim menjelaskan nilai-nilai etika yang baik seharusnya diamalkan oleh orang Islam dalam kegiatan ekonomi mereka. Antara nilai etika yang baik ialah kepatuhan kepada Allah SWT, ketaatan

kepada agama, sifat baik, jujur, dan benar. Apabila nilai etika tersebut diamalkan dalam kehidupan seharian terutamanya dalam kegiatan ekonomi, akan menjauhkan nilai-nilai jahat seperti pembohongan, penipuan, dan korupsi.

Selanjutnya beliau menjelaskan bahawa akibat daripada sifat semula jadi yang suka berbohong akan menyebabkan kejayaan tidak tercapai dalam kehidupan.

Apabila keadaan ini berlaku, kehidupan perekonomian akan cacat termasuk juga aspek-aspek lain dalam kehidupan. Dalam perkataan lain, pembohongan memberi impak yang besar dalam kehidupan orang-orang Islam.

Memandangkan akibat yang besar daripada ketidaktaatan dan kejahatan sosial, Ibn Qayyim ada menulis bahawa kesan-kesan dosa akan membawa kepada tidak baik dan dikutuk. Dosa-dosa ini mencacatkan jasad dan roh manusia yang merosakan kehidupan di dunia ini dan selepas mati.

Sifat-sifat yang negatif seperti pembohongan, penipuan, dan pengeksploitasian serta ketidakjujuran mendorong kepada keadaan yang tidak tenteram dalam kehidupan masyarakat. Akan berlaku huru-hara, kecurigaan, ketidakstabilan, dan kekecewaan dalam kalangan masyarakat. Apabila semua perkara ini berlaku, kegiatan ekonomi akan menguncup.

Sebaliknya nilai-nilai etika yang diamalkan dalam masyarakat akan menyuburkan suasana keyakinan dan jaminan keselamatan dalam masyarakat. Pada masa yang sama, masyarakat akan bekerjasama dalam proses pengeluaran dan kestabilan ekonomi. Dalam perkataan lain pengeluaran barang-barang dan perkhidmatan akan meningkat, dan masyarakat akan hidup mewah.

Selain itu, Ibn Qayyim menganjurkan campur tangan kerajaan dalam pemilikan harta kekayaan individu jika individu berkenaan menggunakan harta kekayaan berkenaan pada jalan yang bertentangan dengan faedah masyarakat. Dalam hubungan ini, Ibn Qayyim telah memetik sepotong hadith Rasulullah s.a.w. mengenai seorang hamba (harta) yang dimiliki bersama oleh

beberapa rakan kongsi (tuan) yang hendak dibebaskan oleh salah seorang daripada tuannya, sedangkan tuan-tuan yang lain tidak bersetuju dengan pembebasan tersebut.

Dalam kes ini Rasulullah s.a.w. memutuskan harga yang adil dan rakan-rakan kongsi yang lain diminta menerima bahagian masing-masing. Selepas itu, hamba berkenaan telah dibebaskan.

Hadith ini menjadi asas pada Ibn Qayyim dalam menentukan peraturan bahawa sesuatu harta yang tidak boleh dibahagikan dan dimiliki bersama boleh dijual jika salah seorang daripada para pemiliknya berhasrat untuk menjualnya.

Jelas, beberapa aspek dalam falsafah ekonomi Islam yang dihuraikan oleh Ibn Qayyim €tersebut merupakan antara prinsip dan teras ekonomi Islam yang membezakannya dengan falsafah ekonomi konvensional.


11). Malik Ben Nabi

Tokoh pemikir yang setanding dengan Iqbal

Malik Ben Nabi dilahirkan di Constantine, sebuah kota di Algeria Timur pada tahun 1906. Beliau mendapat pendidikan awal di sebuah Madrasah al-Quran di Perancis. Disebabkan kepintaran dan kepandaiannya, Malik mendapat biasiswa bagi meneruskan pengajiannya dalam kelas persediaan selama dua tahun di sekolah El-Djelis di Constantine.

Kemudian beliau memasuki sebuah madrasah yang melatih bakal hakim, guru, dan pembantu rumah sakit. Setelah memasuki madrasah berkenaan beliau didedahkan dengan kesusasteraan Perancis khususnya hikayat pengembaraan dan hikayat timur.

Beliau berasal daripada keluarga yang sederhana, namun berjiwa besar. Semasa melanjutkan pengajian diperingkat tinggi di Constantine, beliau sempat bertemu dengan Syeikh Abdul Majid dan Profesor Martin. Tokoh inilah yang banyak mempengaruhi pemikiran dan pembentukan sahsiah diri.

Setelah tamat pengajian, beliau pernah beberapa kali berkunjung ke Perancis. Seterusnya pada tahun 1930 beliau melanjutkan pengajian di Kolej Kejuruteraan. Setahun kemudian beliau berkahwin dengan wanita Perancis yang telah memeluk Islam. Semasa belajar, beliau terlibat dalam pelbagai Gerakan Pembaharuan. Di sinilah beliau banyak mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh Islam serta mengikuti perkembangannya sama ada dari dalam atau luar Algeria seperti di Mesir, Hijaz, dan Maghribi.

Malik juga pernah menjawat jawatan Pegawai Pendaftar Mahkamah di Huran. Dalam tempoh itu beliau berpeluang bertemu dengan masyarakat untuk mengetahui masalah mereka yang berada di bawah penjajahan Perancis. Setelah Algeria merdeka pada tahun 1963, beliau menyandang jawatan Pengarah di Kementerian Pendidikan sehingga tahun 1967.

Berdasarkan sejarah awalnya, Malik tidak berhasrat untuk menjadi seorang ahli falsafah, namun perkembangan dan keadaan semasa mengubah segala-galanya. Keadaan ketika itu telah memberi kesan mendalam dalam diri dan keperibadian beliau. Pengalaman itu memberi inspirasi kepadanya dalam memperjuangkan Islam dan meninggikan ummah dan bangsa.

Sebenarnya, perjalanan hidup beliau semasa penjajahan Perancis menyedarkannya tentang kemunduran masyarakat Islam. Lebih-lebih lagi mereka cuba mengubah identiti dan thaqafah atau nilai-nilai kebudayaan Islam dalam diri masyarakat Islam. Keadaan ini menyebabkan beliau mahu membebaskan pemikiran penjajah dalam jiwa rakyatnya.

Malik mempunyai minat yang mendalam dalam mempelajari dan membaca karya yang dihasilkan oleh tokoh-tokoh terkenal. Oleh sebab itu, karya-karya tokoh Islam seperti Syeikh al-Maulud bin al-Mauhub, Ibn Hasib dari Algeria, dan pemimpin Mesir seperti Muhammad Abduh secara tidak langsung telah mempengaruhi pemikiran beliau.

Selain itu, buku Risalah Tauhid karya Muhammad Abduh dan Keruntuhan Akhlak dalam Politik Barat oleh Rashid Redha, telah menyedarkan Malik tentang masalah umat Islam. Masalah keruntuhan akhlak dan kemiskinan intelektual yang semakin ketara perlu diselamatkan.

Beliau banyak meninggalkan koleksi karya, buku, dan esei ilmiah yang dapat menyumbangkan ilmu pengetahuan dan dimanfaatkan oleh dunia Islam kini. Malik sering memberi tumpuan kepada persoalan Tamadun Islam dan membuat perbandingan dengan urutan peristiwa semasa, isu-isu ekonomi, dan sains kemasyarakatan.

Karya beliau yang ditulis dalam Bahasa Arab telah diterjemahkan, antaranya ialah:

Lobbdyk, The Problem of Culture; The Ideological Struggle In Colonised Countries; The New Social Editification; The Idea of an Islamic Commonwealth.

Manakala hasil tulisannya dalam Bahasa Perancis pula ialah:

The Qur'anic Phenomenon; Vocation De Li Islam; Reflections; Memoirs Malik; The Work of Orientalistes; Islam et Democratic; Islam In History and Society.

Malik telah dianugerahkan oleh Allah S.W.T. ciri-ciri keistimewaannya tersendiri, iaitu pemikiran yang amat tajam dan mendalam dari segi penghayatannya. Pandangannya tentang Islam sentiasa mendapat tumpuan cendekiawan-cendekiawan Islam di Timur Tengah dan Eropah kerana sering menyentuh sesuatu isu secara global.

Menurut beliau, masyarakat Islam boleh membina tamadun dan peradaban di persada alam Islam dengan kembali kepada fitrah diri mereka sendiri. Mereka perlu menghayati Islam dan membina akidah dalaman yang mantap. Kemudian mengangkat diri mereka ketahap peradaban yang terkini dengan memperlengkapkan diri dengan pengetahuan teknologi semasa.

Isu-isu yang sering diutarakan oleh beliau adalah bersandarkan kepada nas-nas al-Quran dan sirah Nabawi. Selain itu, beliau juga mengambil kira usul-usul Islam yang bersesuaian dengan keadaan semasa.

Oleh hal yang demikian, Malik dianggap sebagai pemikir dan sarjana yang paling menonjol di Algeria selepas Perang Dunia Kedua. Sebagai seorang ahli falsafah, ketokohan beliau setanding dengan Iqbal. Nama beliau mula dikenali ramai kerana kebanyakan karyanya berkisar mengenai masyarakat Islam. Pemikirannya banyak menyentuh tentang penderitaan dan gejala sosial yang dialami masyarakat Islam.

Cetusan idea beliau tidak hanya dijadikan kajian oleh sarjana-sarjana Islam, malah mula dipraktikkan oleh negara-negara Islam kini. Nama beliau mula dikenali di kalangan graduan-graduan Islam sejak kebelakangan ini.

Peranan dan jasa beliau amat berharga kepada dunia Islam. Misi beliiau adalah sama seperti ulama ulama silam Melayu. Antaranya ialah Syeikh Hadi al-Hadi dan Syeikh Tahir Jalaluddin. Yang memperjuangkan bangsa mereka daripada belenggu penjajahan. Tokoh yang berkaliber dan berwibawa ini meninggal dunia pada 31 Oktober 1973

12). Jabir Ibnu Haiyan

Bapa Ilmu Kimia

Jabir Ibn Haiyan (750-803 Masihi), yang lebih akrab dipanggil "Si Geber dari Abad Pertengahan" dikenali juga sebagai "Bapa Ilmu Kimia Dunia". Beliau yang nama penuhnya Abu Musa Jabir Ibn Hayyan, telah berhasil menempatkan dirinya sebagai ilmuwan terkemuka, dia mengamalkan bidang perubatan dan alkimia di Kufah (sekarang Iraq) di sekitar tahun 776 Masihi yang silam. Pada peringkat awal kerjaya Abu Musa Jabir Ibn Hayyan, beliau pernah berguru pada Barmaki Vizier iaitu semasa zaman Khalifah Abbasiah pimpinan Harun Ar-Rasyid.

Sumbangan terbesar beliau ialah dalam lapangan ilmu kimia. Beliau cukup terkenal kerana hasil penulisan yang melebihi daripada seratus risalah yang telah diabadikan sehingga kini. Terdapat sebanyak 22 risalah yang antaranya berkaitan dengan alkimia (Al-Kimiya dari bahasa Arab) dan ilmu kimia.

Beliaulah yang memperkenalkan model penelitian dengan cara eksperimen didunia alkimia. Maknanya, beliau yang menjana momentum bagi perkembangan ilmu kimia moden.

Jabir banyak mengabdikan dirinya dengan melakukan eksperimen dan pengembangan kaedah untuk mencapai kemajuan dalam bidang penyelidikan. Beliau mencu-rahkan daya upayanya pada proses pengembangan kaedah asas ilmu kimia dan kajian terhadap pelbagai mekanisme tindak balas kimia. Jadi, beliau mengembangkan ilmu kimia sebagai cabang ilmu alkimia.

Beliau menegaskan bahawa kuantiti yang tepat daripada bahan kimia saling berhubungan dengan wujudnya tindak balas kimia yang akan berlaku. Oleh sebab itu, bolehlah dikatakan bahawa Jabir telah meletakkan dasar ke atas hukum nisbah tetap.

Sumbangan yang paling asas oleh Jabir dalam bidang ilmu kimia termasuk juga dalam bidang penyempurnaan pendekatan saintifik, seperti pada proses penghabluran, penyulingan, kalsinasi (penukaran logam kepada oksidanya dengan cara pembakaran), pejalwap dan penyejatan serta pengembangan terhadap beberapa peralatan untuk menjalankan eksperimen itu.

Pencapaian praktis utama yang disumbangkan oleh beliau ialah penemuan bahan mineral dan asid, yang telah pun dipersiapkan pertama kali dalam penelitian tentang alembik (Anbique). Rekaannya terhadap alembik membuatkan proses penyulingan menjadi lebih mudah dan sistematik.

Antara beberapa kejayaannya yang lain dalam bidang kimia, salah satunya ialah dalam penyediaan asid nitrik, hidroklorik, sitrik, dan tartarik. Penekanan Jabir dalam bidang eksperimen sistematik ini diketahui umum tidak ada duanya didunia.

Oleh sebab itulah, mengapa Jabir diberi kehormatan sebagai "Bapa Ilmu Kimia Moden" oleh rakan sejawatnya diseluruh dunia. Bahkan dalam tulisan Max Mayerhaff, disebutkan bahawa jika ingin mencari susur galur perkembangan ilmu kimia di Eropah maka bolehlah dijejaki secara langsung pada karya-karya Jabir Ibnu Haiyan.

Tegasnya, Jabir merupakan seorang pelopor dalam beberapa bidang pengembangan ilmu kimia gunaan. Sumbangan beliau termasuk juga dalam pembangunan keluli, penyediaan bahan-bahan logam, bahan antikarat, tinta emas, penggunaan bijih mangan dioksida untuk pembuatan kaca, bahan pengering pakaian, dan penyamakan kulit.

Sumbangan beliau juga pada menyediakan pelapisan bahan anti air pada pakaian, serta campuran bahan cat, dan gris. Selain itu, beliau juga mengembangkan teknik peleburan emas dengan menggunakan bahan aqua regia.

Idea eksperimen Jabir itu sekarang telah menjadi dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, terutamanya pada bahan logam, bukan logam, dan penguraian bahan kimia. Beliau telah merumuskan tiga bentuk berbeza daripada bahan kimia berdasarkan unsur-unsurnya:

1.
Cecair (spirit), yakni yang mempengaruhi pengewapan pada proses pemanasan, seperti pada bahan kapur barus (camphor), arsenik, dan ammonium klorida.
2.
Logam, seperti emas, perak, timah, tembaga, besi.
3.
Bahan campuran, yang boleh ditukar menjadi serbuk.

Pada abad pertengahan, risalah-risalah Jabir dalam bidang ilmu kimia - termasuk kitabnya yang masyhur, Kitab Al-Kimya dan Kitab Al-Sab'een, telah diterjemahkan ke bahasa Latin. Bahkan terjemahan Kitab Al-Kimya telah diterbitkan oleh orang Inggeris yang bernama Robert Chester pada tahun 1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy.

Buku kedua, Kitab Al-Sab'een diterjemahkan juga oleh Gerard dari Cremona. Berthelot pula menterjemahkan beberapa buku beliau, yang antaranya dikenali dalam judul Book of Kingdom, Book of the Balances, dan Book of Eastern Mercury.

Berikutnya pada tahun 1678, seorang berbangsa Inggeris, iaitu Richard Russel mengalihbahasakan karya Jabir yang lain dengan judul Sum of Perfection. Berbeza dengan pengarang sebelumnya, Richardlah yang pertama kali menyebut Jabir dengan sebutan Geber. Dialah yang memuji Jabir sebagai seorang pendeta Arab dan juga ahli falsafah.

Buku ini kemudiannya menjadi sangat popular di Eropah selama beberapa abad lamanya dan telah member! impak dan pengaruh yang cukup besar kepada evolusi ilmu kimia moden. Istilah alkali, pertama kali ditemukan oleh Jabir.

Sungguhpun begitu, daripada semua karyanya, hanya sedikit sahaja yang telah diterjemahkan. Sebahagian besar karyanya tetap kekal dalam bahasa Arab.

13). Badi'uzzaman Sa'id Nursi

Tokoh Mujahid dan Mujadid Islam Abad ke14

Setelah enam ratus tahun bertapak sebagai sebuah kerajaan agung, sejarah menyaksikan detik detik kemuncak kelemahan Kerajaan Uthmaniyah. Sebenarnya detik yang berlaku disekitar awal abad ke 14H itu, diancam oleh pelbagai serangan dalaman dan luaran secara terancang.

Detik tanggal tahun 1924, merupakan sejarah hitam buat Kerajaann Uthmaniyah apabila Kamal Ataturk menguasai Turki. Sistem Khalifah yang menjadi mercu tanda kekukuhan negara Islam, mansuh akibat pengaruh Barat pimpinannya.

Pada ketika itulah muncul tokoh ilmuwan terulung dalam sejarah Turki iaitu Badi'uzzaman Sa'id Nursi. Beliau telah mengorbankan seluruh kehidupannya demi perjuangan untuk mengembalikan keagungan Islam yang musnah itu. Ketika itu, agama dilihat sebagai faktor kemunduran dan kelemahan umat. Fahaman sekularisme, materialisme, dan ateisme pula diterima baik oleh masyarakat tempatan atas nama kebebasan dan kemajuan. Badi'uzzaman atau nama sebenar Sa'id bin Mirza dilahirkan pada tahun 1876 (1294H) di Nurs, sebuah perkampungan kecil di daerah Khizan,Turki. Beliau juga dikenali sebagai Sa'id al-Nursi yang merujuk kepada tempat kelahirannya. Nursi dilahirkan dalam sebuah keluarga petani yang hidup serba sederhana.

Ibu dan bapanya berketurunan Kurdis dan mereka dikatakan berasal daripada salasilah keturunan Ahl dl-Bayt. Nursi pernah diberi gelaran Badi'azzaman (Keunggulan Zaman) oleh gurunya, Syeikh Fathu'llah. Walau bagaimanapun Nursi menolak kerana merasaka dirinya belum layak menerima gelaran itu. Sejak kecil lagi Nursi telah memperlihatkan minatnya untuk menimba ilmu pengetahuan. Beliau sangat gemar menghadiri majlis perbincangan ilmu antara ulama yang sering diadakan di rumah ayahnya.

Suasana keilmuan ini memberikan pengaruh yang besar pada jiwa dan pemikiran
Nursi. Minatnya itu menyuburkan pemikiran analisis-kritis, dialog, dan perdebatan.
Nursi mula merantau ketika umurnya sembilan tahun dalam usahanya untuk menimba ilmu pengetahuan. Beliau telah berguru dengan ramai alim ulama termasuk Syeikh Muhammad al-Jalali di Madrasah Bayazid bersempadan Iran. Di bawah bimbingan Syeikh Muhammad al-Jalali, Nursi telah mempelajari dan menguasai kitab-kitab muktabar seperti Jam' al-Jawami, Sharh al-M.awaqif, dan Ibn Hajar.

Disinilah bermulanya proses awal perkembangan dan pembentukan pemikiran Nursi. Peluang di peringkat ini amat berharga pada Nursi, lalu sentiasa meneruskan pengajian dengan beberapa orang tokoh ilmuwan terkenal. Keterampilan beliau mula menampakkan ketokohan sebagai seorang ulama, lalu dikenali waktu itu sebagai ulama muda yang hebat.Gabenor Bitlis, Umar Basha sangat mencintai ilmu dan memuliakan ulama. Oleh sebab itu beliau mempelawa Nursi supaya tinggal di kediaman beliau yang mempunyai sebuah perpustakaan besar. Nursi tidak melepaskan peluang itu demi memenuhi cita-citanya. Umar Basha memberi peluang kepada Nursi untuk mendalami dan menghafal kitab-kitab seperti aI-MataIi, al-Mawaaif, dan al-Mirqat.

Dalam tempoh dua tahun di kediaman Gabenor itu, beliau telah berjaya menguasai ilmu al-kalam, mantik, nahu, tafsir, hadith, dan fiqh dengan mantap. Tetapi, minatnya untuk meneruskan usaha memperluaskan ilmupengetahuan menyebabkan beliau meninggalkan Bitlis. Dalam pengembaraannya itu beliau menyambut pelawaan Gabenor Hasan Basha untuk berkhidmat di Wan sebagai ulama iaitu pada tahun 1897(1314H). Setelah beberapa ketika tinggal di kediaman Hasan Basha, Nursi sekali lagi dijemput untuk tinggal di kediaman Tahir Basha, Gabenor baru di Wan.

Ketika berada di Wan, Nursi sempat bertemu dan berdialog dengan tokoh-tokoh ilmuwan moden. Kerana menyedari kelemahannya dalam bidang ilmu moden, mendorong beliau berusaha mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu sains moden seperti fizik, kimia, biologi, ilmu kaji bumi, dan astronomi. Selain ilmu sains beliau turut mempelajari ilmu sejarah, matematik, geografi, dan falsafah moden. Setelah menguasai bidang agama dan ilmu sains moden, sekali lagi Nursi diberi gelaran sebagai Badi'uzzaman. Gelaran tersebut diterima bahkan dijadikan sebahagian daripada nama beliau. Pengalamannya semasa menuntut ilmu memberikan kesedaran pada beliau betapa perlunya dilakukan perubahan terhadap sistem pendidikan.

Oleh sebab itu, beliau telah bertindak menggabungkan dua cabang ilmu iaitu ilmu agama dan ilmu sains moden yang sebelum itu telah dipisahkan. Nursi berazam untuk mengubah persepsi negatif masyarakat yang berpandangan bahawa ilmu agama dan ilmu sains moden tidak boleh digabungkan. Pendekatan beliau ini dilaksanakan semasa kerjayanya sebagai seorang guru di madrasahnya yang dikenali sebagai Madrasah Khur Khur. Nursi berpendirian bahawa umat Islam perlu menguasai kedua-dua cabang ilmu tersebut demi masa depan umat Islam seluruhnya.

Beliau juga gigih berusaha untuk menubuhkan universiti yang akan dinamakan Madrasat al-Zahra di Timur Turki. Walau bagaimanapun, usaha beliau itu gagal kerana tidak mendapatkan persetujuan daripada golongan yang berpengaruh di Istanbul. Sungguhpun begitu, Nursi terus berusaha untuk merealisasikan diri umat Islam sebagai "Umat Contoh". Pengamatan dan kesedaran Nursi itu telah mendorong beliau mengatur gerakan ke arah mereformasi sistem pendidikan yang wujud pada zamannya.

Beliau berpendirian teguh bahawa dalam dunia moden hari ini, ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu sains moden perlu bergerak seiring. Apabila Turki diisytiharkan sebagai sebuah negara Republik pada 29 Oktober 1923, Turki bertukar wajah menjadi sebuah negara sekular. Kamal Ataturk melaksanakan dasar-dasar pemerintahan berlandaskan fahaman sekularisme yang anti-Islam. Untuk menentang dasar itu, Nursi kemudiannya menyokong pembentukan Parti Demokratik Turki. Harapannya agar dapat melaksanakan pemerintahan yang adil dan sedikit kebebasan diberikan kepada gerakan Islam. Menurut Nursi, sekiranya Kerajaan Sekular boleh membenarkan fahaman ateis, mengapa tidak dibenarkan Islam bergerak dengan bebas.

Nursi mempunyai pandangan yang lain tentang konsep "kebebasan" yang dilihatnya sebagai satu keperluan asas. Keperluan ini harus dihormati dalam setiap agama dan bangsa. Namun, konsep "kebebasan" itu tidak sepatutnya disalahtafsirkan memandangkan pengisian maksud "kebebasan" yang tidak selari dengan peraturan Islam. Atas hasrat inilah ketika perisytiharan perlembagaan negara, Nursi berjuang untuk menegakkan corak pemerintahan berasaskan Perlembagaan yang berteraskan kepada syariat Islam. Walau bagaimanapun, perjuangan suci beliau itu mendapat tentangan daripada golongan yang masih belum memahami kehebatan isi kandungan al-Quran.Nursi berpandangan bahawa kesedaran serta kefahaman yang jelas perlu diusahakan meskipun memakan masa yang panjang. Yang penting isi kandungan al-Quran benar-benar difahami.

Beliau menyedari bahawa kekerasan hanya mencetuskan permusuhan dan tidak membawa sebarang kebaikan kepada manusia. Dalam usaha itu, Nursi menyeru umat Islam agar menilai golongan yang masih ragu-ragu terhadap Islam. Mereka perlu dikenal pasti sama ada dalam kalangan umat Islam mahupun kaum bukan Islam. Mereka yang terlibat itu dianggap sebagai satu golongan yang memerlukan bantuan dan tunjuk ajar daripada umat Islam. Beliau sama sekali tidak mahuterus melabelkan mereka sebagai musuh. Melalui kaedah ini, seruan Islam lebih mudah disampaikan dan dapat diterima baik oleh masyarakat. Rasa'il al-Niir merupakan karya teragung Nursi yang merupakan khazanah berharga sumbangan pemikiran beliau. Karya agung ini seharusnya dimanfaatkan oleh umat Islam sepanjang zaman. Sebenarnya, Rasa'il al-Nur merupakan satu tafsiran terhadap maksud al-Quran al-Karim.

Secara umum isi kandungan kitab ini merangkumi persoalan keimanan. Menurut Nursi, satu-satunya rujukan dalam menghasilkan kitab Rasa'il al-Nur ini ialah kitab suci al-Quran al-Karim. Antara persoalan yang menjadi kupasan dalam karyanya itu ialah seperti ilmu Mustalah al'Hadith, falsafah, Ilm al-Kalam, dan ilmu Tasawuf. Dalam perbahasan mengenai Mustalah al-Hadith, Nursi menekankan hadith-hadith yang sering dipertikaikan masyarakat. Di sini, beliau telah mengemukakan perbahasan yang menarik. Antara yang dibahaskan ialah yang berkaitan dengan kisah Dajjal, turunnya Nabi Isa a.s, Imam Mahdi, Nabi Khaidir, Malaikat, tanda-tanda kiamat, dan sebagainya. Dalam memperkatakan tentang falsafah, Nursi dalam risalah al-Madfchol ila al-Nur menulis bahawa falsafah yang ditentang ialah falsafah yang merosakkan manusia dan yang menentang agama.

Oleh sebab itulah, pelajar-pelajar aliran falsafah moden tidak menentang Rasa'il al-Nitr, malah mereka sama-sama menyokong kandungan Rasa'il al-Nur tanpa sebarang keraguan. Rasa'il al-Nur turut memuatkan perbahasan mengenai Ilmu al-Kalam. Dalam risalah al-Maktubat misalnya, Nursi menulis bahawa ma'rrfatullah yang dibentangkan oleh al-Razi melalui kaedah Ilm al-Kalam itu mengandungi kelemahan dan
kekurangan pada pandangan Ibn al-Arabi. Ma'rifatullah yang terhasil melalui jalan Tasawuf juga mempunyai kelemahan jika dibandingkan dengan ma'rifah yang dibentangkan oleh pewaris nabi. Ulama pewaris nabi dalam kupasannya ialah mereka yang menurut manhaj al-Quran.Rasa'il al-Nur juga memuatkan ajaran tasawuf. Tetapi kupasan mengenainya tidak bermaksud menjadikan pembaca seorang ahli sufi. Dalam hal ini, Nursi sering kali menyebut bahawa zaman ini bukan zaman tasawuf atau tarekat, sebaliknya merupakan zaman untuk menyelamatkan iman umat manusia. Jelas dalam karya itu, beliau menyifatkan bahawa manusia tidak mungkin dapat memasuki syurga tanpa iman, tetapi ramai juga yang dapat memasuki syurga tanpa tasawuf.

Manusia sememangnya tidak dapat hidup tanpa roti (gandum), tetapi mereka boleh hidup tanpa buah. Maka tasawuf itu ialah buah manakala hakikat Islam (keimanan) itu ialah roti. Dalam hal ini beliau menegaskan bahawa sesungguhnya jika sekiranya Syeikh Abd al-Qadir al-Jaylani dan Syeikh al-Naqshaband (pengasas Tarekat Naqshabandiyah), Imam Rabbani, dan yang seumpama mereka,hidup pada zaman kita ini, nescaya mereka akan mencurahkan segala kemampuan untuk memperteguh hakikat keimanan dan akidah Islam.

Hal ini demikian kerana kedua-duanya (iman dan akidah) sumber kepada kebahagiaan yang sebenar dan abadi. Rasa'il al-Nur mendapat sambutan yang baik dalam kalangan umat Islam Turki dan juga mereka yang berada dinegara-negara lain. Memandangkan isi kandungannya mempunyai keistimewaan dan kelebihan tersendiri, kitab ini perlu disebar
kepada umat Islam di seluruh dunia.

Menyedari kepentingan ilmu, kitab Rosa'il al-Nitr ini diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa lain. Di samping bahasa Arab dan Inggeris, kitab Rasa'il al-Nur juga diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, Itali, Perancis, Rusia, Rumania, Bulgaria, Parsi, Kurdi, Urdu, India,Malaysia, dan beberapa bahasa lain Asia Tengah.Kegigihan perjuangan ulama Islam silam walaupun menemui kegagalan perlu diteladani oleh umat Islam akhir zaman ini.

Yang paling penting, masyarakat Islam boleh menilai kelemahan dan kekurangan masyarakat ketika itu. Perjuangan Badi'uzzaman Sa'id Nursi walaupun bermula sebelum kemenangan Kamal Ataturk, namun umat Islam pada zaman itu terlalu jauh menyimpang daripada ajaran Islam sebenar. Oleh sebab banyak usaha beliau ketika itu mendapat banyak tentangan daripada banyak pihak. Tetapi seandainya umat Islam ketika itu mahu mengikut saranan Badi'uzzaman sudah pasti Kamal Atartuk dapat dikalahkan dengan mudah.

Oleh sebab itu, perjuangan Badi'uzzaman ini perlu disebarluaskan dalam kalangan umat Islam agar dapat dijadikan panduan dalam memperkasa iman dan akidah umat Islam. Supaya peristiwa itu tidak berlaku lagi, maka wajar umat Islam di negara ini menilai saranan tokoh ini. Antara saranannya yang penting ialah supaya umat Islam menguasai ilmu sains moden yang diasaskan atas dasar islamisasi.




14). Ibnu Khaldun

Kemukakan teori ekonomi Islam

Ibn Khaldun atau nama sebenarnya Wali al-Din Abd al-Rahman bin Muhammad bin Abu Bakar Muhammad bin al-Hasan lahir di Tunis pada 1 Ramadan 732H Keluarganya berasal daripada keturunan Arab Hadramaut yang pernah menetap di Serville, Italy, dan SepanyoL Akhirnya berpindah dan menetap di Afrika Utara semasa pemerintahan Hafs Abu Zakariyya, pemerintah Tunis pada waktu itu.

Seperti yang dinyatakan sebelum ini, Ibn Khaldun mendapat pendidikan dalam pelbagai ilmu Islam seperti al-Quran, al'Hadith, perundangan Islam, kesusasteraan, falsafah, bahasa, dan mantik. Antara gurunya ialah Muhammad Ibrahim al-Abili, Abu Abd Allah al-Jayyani, Abd Allah Muhammad bin Abd al-Salam.

Ibn Khaldun menjadi cendekiawan yang agung sehingga disanjung oleh Barat kerana buah fikirannya, Walau bagaimana pun jarang umat Islam mengkajinya. Sebenarnya, sumbangan pemikiran Ibn Khaldun dalam ekonomi banyak dimuatkan dalam hasil karya agungnya, al Muqaddimah. Antara teori ekonomi yang terdapat dalam karyanya masih lagi relevan dengan masalah ekonomi semasa.

Ibn Khaldun telah membincangkan beberapa prinsip dan falsafah ekonomi seperti keadilan (al adl), hardworking, kerjasama (cooperation), kesederhanaan (moderation), dan fairness.

Berhubung dengan keadilan (Justice), Ibn Khaldun telah menekankan bahawa keadilan merupakan tulang belakang dan asas kekuatan sesebuah ekonom. Apabila keadilan tidak dapat dilaksanakan, sesebuah negara akan hancur dan musnah.

Menurut beliau, ketidakadilan tidak sahaja difahami sebagai merampas wang atau harta orang lain tanpa sebarang sebab yang diharuskan. Malah, mengambil harta orang lain atau menggunakan tenaganya secara paksa atau membuat dakwaan palsu terhadap orang lain. Begitu juga kalau meminta seseorang melakukan sesuatu yang berlawanan dengan Islam.

Beliau mengkategorikan perampas harta orang lain secara tidak sah hingga memberi kesan kepada kehidupan isteri dan keluarga sebagai paling tidak adil. Menurut beliau lagi, seseorang yang membeli harta seseorang dengan harga yang paling murah termasuk dalam kategori memiliki harta cara yang tidak betul.

Ketidakadilan seumpama di atas membawa kepada kejatuhan sesebuah negara dan keruntuhan sesebuah tamadun dengan segera. Menurut Ibn Khaldun, atas sebab sebab tersebutlah semua bentuk ketidakadilan dilarang oleh Islam.

Manusia dan Ekonomi
Berdasarkan analisis mendalam, didapati kesemua teori ekonomi dan idea Ibn Khaldun tentang manusia berdasarkan kepada prinsip-prinsip dan falsafah Islam. Ibn Khaldun tidak melihat fungsi utama manusia dalam aktiviti perekonomiannya seumpama haiwan ekonomi (economic animal). Sebaliknya beliau menganggap manusia itu sebagai manusia Islam (Islamic man/homo Islamicus) yang memerlukan pengetahuan ekonomi untuk memenuhi misinya di atas muka bumi ini.

Dalam hal ini, Ibn Khaldun menekankan perlunya manusia menjauhi perbuatan jahat. Sebaliknya manusia wajib mengikuti ajaran Islam sebagai model untuk memperbaiki dirinya dan mesti memberikan keutamaan kepada kehidupan akhirat.

Teori Pengeluaran
Ibn Khaldun mengemukakan teori bahawa kehidupan perekonomian sentiasa menghala ke arah pelaksanaan keseimbangan antara penawaran dengan permintaan. Menurut beliau pengeluaran berasaskan kepada faktor buruh dan kerjasama masyarakat. Bahkan beliau menganggap buruh merupakan faktor terpenting dalam proses pengeluaran walaupun faktor-faktor lain seperti tanah tersedia, tenaga buruh perlu untuk menghasilkan matlamat akhir.

Selain itu beliau berpendapat bahawa kenaikan yang tetap pada paras harga amat perlu untuk mengekalkan tahap produktiviti. Dalam hal ini beliau menyarankan agar masyarakat melakukan perancangan supaya setiap bidang pekerjaan dilakukan oleh orang yang

mahir dan cekap.
Walau bagaimanapun, pertumbuhan ekonomi (economic growth) dan pembahagian tenaga buruh bergantung rapat dengan pasaran. Di sini dapatlah dinyatakan bahawa teori pembahagian tenaga buruh, pengkhususan tenaga buruh, dan pertukaran yang dikemukakan oleh Ibn Khaldun 100 tahun lebih awal daripada Adam Smith yang juga mengemukakan teori yang sama.

Teori Nilai, Wang dan Harga
Ibn Khaldun tidak secara jelas membezakan antara teori nilai diguna (use value) dengan nilai pertukaran (exchange value). Tetapi beliau dengan tegas berhujah bahawa nilai sesuatu barangan bergantung kepada nilai buruh yang terlibat dalam proses pengeluaran.

"Semua usaha manusia dan semua tenaga buruh perlu digunakan untuk mendapatkan modal dan keuntungan. Tidak ada jalan lain bagi manusia untuk mendapatkan keuntungan melainkan melalui penggunaan buruh, kata Ibn Khaldun.

Teori Pengagihan
Menurut Ibn Khaldun harga barangan terdiri daripada tiga elemen utama iaitu gaji atau upah, keuntungan, dan cukai. Ketiga-tiga elemen ini merupakan pulangan kepada masyarakat. Oleh sebab itu, beliau membahagikan ekonomi kepada tiga sektor iaitu sektor pengeluaran, pertukaran, dan perkhidmatan awam.

Menurut Ibn Khaldun, nilai atau harga sesuatu barangan sama dengan kuantiti buruh yang terlibat dalam pengeluaran barangan berkenaan. Harga buruh merupakan asas kepada penentuan harga sesuatu barangan dan harga buruh itu sendiri ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran dalam pasaran.

Manakala keuntungan terhasil daripada perbezaan yang diperoleh oleh peniaga antara harga jualan dengan harga belian. Namun begitu perbezaan antara kedua-dua harga itu.

15). Badi'uzzaman Sa'id Nursi

Tokoh Mujahid dan Mujadid Islam Abad ke14

Setelah enam ratus tahun bertapak sebagai sebuah kerajaan agung, sejarah menyaksikan detik detik kemuncak kelemahan Kerajaan Uthmaniyah. Sebenarnya detik yang berlaku disekitar awal abad ke 14H itu, diancam oleh pelbagai serangan dalaman dan luaran secara terancang.

Detik tanggal tahun 1924, merupakan sejarah hitam buat Kerajaann Uthmaniyah apabila Kamal Ataturk menguasai Turki. Sistem Khalifah yang menjadi mercu tanda kekukuhan negara Islam, mansuh akibat pengaruh Barat pimpinannya.

Pada ketika itulah muncul tokoh ilmuwan terulung dalam sejarah Turki iaitu Badi'uzzaman Sa'id Nursi. Beliau telah mengorbankan seluruh kehidupannya demi perjuangan untuk mengembalikan keagungan Islam yang musnah itu. Ketika itu, agama dilihat sebagai faktor kemunduran dan kelemahan umat. Fahaman sekularisme, materialisme, dan ateisme pula diterima baik oleh masyarakat tempatan atas nama kebebasan dan kemajuan. Badi'uzzaman atau nama sebenar Sa'id bin Mirza dilahirkan pada tahun 1876 (1294H) di Nurs, sebuah perkampungan kecil di daerah Khizan,Turki. Beliau juga dikenali sebagai Sa'id al-Nursi yang merujuk kepada tempat kelahirannya. Nursi dilahirkan dalam sebuah keluarga petani yang hidup serba sederhana.

Ibu dan bapanya berketurunan Kurdis dan mereka dikatakan berasal daripada salasilah keturunan Ahl dl-Bayt. Nursi pernah diberi gelaran Badi'azzaman (Keunggulan Zaman) oleh gurunya, Syeikh Fathu'llah. Walau bagaimanapun Nursi menolak kerana merasaka dirinya belum layak menerima gelaran itu. Sejak kecil lagi Nursi telah memperlihatkan minatnya untuk menimba ilmu pengetahuan. Beliau sangat gemar menghadiri majlis perbincangan ilmu antara ulama yang sering diadakan di rumah ayahnya.

Suasana keilmuan ini memberikan pengaruh yang besar pada jiwa dan pemikiran
Nursi. Minatnya itu menyuburkan pemikiran analisis-kritis, dialog, dan perdebatan.
Nursi mula merantau ketika umurnya sembilan tahun dalam usahanya untuk menimba ilmu pengetahuan. Beliau telah berguru dengan ramai alim ulama termasuk Syeikh Muhammad al-Jalali di Madrasah Bayazid bersempadan Iran. Di bawah bimbingan Syeikh Muhammad al-Jalali, Nursi telah mempelajari dan menguasai kitab-kitab muktabar seperti Jam' al-Jawami, Sharh al-M.awaqif, dan Ibn Hajar.

Disinilah bermulanya proses awal perkembangan dan pembentukan pemikiran Nursi. Peluang di peringkat ini amat berharga pada Nursi, lalu sentiasa meneruskan pengajian dengan beberapa orang tokoh ilmuwan terkenal. Keterampilan beliau mula menampakkan ketokohan sebagai seorang ulama, lalu dikenali waktu itu sebagai ulama muda yang hebat.Gabenor Bitlis, Umar Basha sangat mencintai ilmu dan memuliakan ulama. Oleh sebab itu beliau mempelawa Nursi supaya tinggal di kediaman beliau yang mempunyai sebuah perpustakaan besar. Nursi tidak melepaskan peluang itu demi memenuhi cita-citanya. Umar Basha memberi peluang kepada Nursi untuk mendalami dan menghafal kitab-kitab seperti aI-MataIi, al-Mawaaif, dan al-Mirqat.

Dalam tempoh dua tahun di kediaman Gabenor itu, beliau telah berjaya menguasai ilmu al-kalam, mantik, nahu, tafsir, hadith, dan fiqh dengan mantap. Tetapi, minatnya untuk meneruskan usaha memperluaskan ilmupengetahuan menyebabkan beliau meninggalkan Bitlis. Dalam pengembaraannya itu beliau menyambut pelawaan Gabenor Hasan Basha untuk berkhidmat di Wan sebagai ulama iaitu pada tahun 1897(1314H). Setelah beberapa ketika tinggal di kediaman Hasan Basha, Nursi sekali lagi dijemput untuk tinggal di kediaman Tahir Basha, Gabenor baru di Wan.

Ketika berada di Wan, Nursi sempat bertemu dan berdialog dengan tokoh-tokoh ilmuwan moden. Kerana menyedari kelemahannya dalam bidang ilmu moden, mendorong beliau berusaha mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu sains moden seperti fizik, kimia, biologi, ilmu kaji bumi, dan astronomi. Selain ilmu sains beliau turut mempelajari ilmu sejarah, matematik, geografi, dan falsafah moden. Setelah menguasai bidang agama dan ilmu sains moden, sekali lagi Nursi diberi gelaran sebagai Badi'uzzaman. Gelaran tersebut diterima bahkan dijadikan sebahagian daripada nama beliau. Pengalamannya semasa menuntut ilmu memberikan kesedaran pada beliau betapa perlunya dilakukan perubahan terhadap sistem pendidikan.

Oleh sebab itu, beliau telah bertindak menggabungkan dua cabang ilmu iaitu ilmu agama dan ilmu sains moden yang sebelum itu telah dipisahkan. Nursi berazam untuk mengubah persepsi negatif masyarakat yang berpandangan bahawa ilmu agama dan ilmu sains moden tidak boleh digabungkan. Pendekatan beliau ini dilaksanakan semasa kerjayanya sebagai seorang guru di madrasahnya yang dikenali sebagai Madrasah Khur Khur. Nursi berpendirian bahawa umat Islam perlu menguasai kedua-dua cabang ilmu tersebut demi masa depan umat Islam seluruhnya.

Beliau juga gigih berusaha untuk menubuhkan universiti yang akan dinamakan Madrasat al-Zahra di Timur Turki. Walau bagaimanapun, usaha beliau itu gagal kerana tidak mendapatkan persetujuan daripada golongan yang berpengaruh di Istanbul. Sungguhpun begitu, Nursi terus berusaha untuk merealisasikan diri umat Islam sebagai "Umat Contoh". Pengamatan dan kesedaran Nursi itu telah mendorong beliau mengatur gerakan ke arah mereformasi sistem pendidikan yang wujud pada zamannya.

Beliau berpendirian teguh bahawa dalam dunia moden hari ini, ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu sains moden perlu bergerak seiring. Apabila Turki diisytiharkan sebagai sebuah negara Republik pada 29 Oktober 1923, Turki bertukar wajah menjadi sebuah negara sekular. Kamal Ataturk melaksanakan dasar-dasar pemerintahan berlandaskan fahaman sekularisme yang anti-Islam. Untuk menentang dasar itu, Nursi kemudiannya menyokong pembentukan Parti Demokratik Turki. Harapannya agar dapat melaksanakan pemerintahan yang adil dan sedikit kebebasan diberikan kepada gerakan Islam. Menurut Nursi, sekiranya Kerajaan Sekular boleh membenarkan fahaman ateis, mengapa tidak dibenarkan Islam bergerak dengan bebas.

Nursi mempunyai pandangan yang lain tentang konsep "kebebasan" yang dilihatnya sebagai satu keperluan asas. Keperluan ini harus dihormati dalam setiap agama dan bangsa. Namun, konsep "kebebasan" itu tidak sepatutnya disalahtafsirkan memandangkan pengisian maksud "kebebasan" yang tidak selari dengan peraturan Islam. Atas hasrat inilah ketika perisytiharan perlembagaan negara, Nursi berjuang untuk menegakkan corak pemerintahan berasaskan Perlembagaan yang berteraskan kepada syariat Islam. Walau bagaimanapun, perjuangan suci beliau itu mendapat tentangan daripada golongan yang masih belum memahami kehebatan isi kandungan al-Quran.Nursi berpandangan bahawa kesedaran serta kefahaman yang jelas perlu diusahakan meskipun memakan masa yang panjang. Yang penting isi kandungan al-Quran benar-benar difahami.

Beliau menyedari bahawa kekerasan hanya mencetuskan permusuhan dan tidak membawa sebarang kebaikan kepada manusia. Dalam usaha itu, Nursi menyeru umat Islam agar menilai golongan yang masih ragu-ragu terhadap Islam. Mereka perlu dikenal pasti sama ada dalam kalangan umat Islam mahupun kaum bukan Islam. Mereka yang terlibat itu dianggap sebagai satu golongan yang memerlukan bantuan dan tunjuk ajar daripada umat Islam. Beliau sama sekali tidak mahuterus melabelkan mereka sebagai musuh. Melalui kaedah ini, seruan Islam lebih mudah disampaikan dan dapat diterima baik oleh masyarakat. Rasa'il al-Niir merupakan karya teragung Nursi yang merupakan khazanah berharga sumbangan pemikiran beliau. Karya agung ini seharusnya dimanfaatkan oleh umat Islam sepanjang zaman. Sebenarnya, Rasa'il al-Nur merupakan satu tafsiran terhadap maksud al-Quran al-Karim.

Secara umum isi kandungan kitab ini merangkumi persoalan keimanan. Menurut Nursi, satu-satunya rujukan dalam menghasilkan kitab Rasa'il al-Nur ini ialah kitab suci al-Quran al-Karim. Antara persoalan yang menjadi kupasan dalam karyanya itu ialah seperti ilmu Mustalah al'Hadith, falsafah, Ilm al-Kalam, dan ilmu Tasawuf. Dalam perbahasan mengenai Mustalah al-Hadith, Nursi menekankan hadith-hadith yang sering dipertikaikan masyarakat. Di sini, beliau telah mengemukakan perbahasan yang menarik. Antara yang dibahaskan ialah yang berkaitan dengan kisah Dajjal, turunnya Nabi Isa a.s, Imam Mahdi, Nabi Khaidir, Malaikat, tanda-tanda kiamat, dan sebagainya. Dalam memperkatakan tentang falsafah, Nursi dalam risalah al-Madfchol ila al-Nur menulis bahawa falsafah yang ditentang ialah falsafah yang merosakkan manusia dan yang menentang agama.

Oleh sebab itulah, pelajar-pelajar aliran falsafah moden tidak menentang Rasa'il al-Nitr, malah mereka sama-sama menyokong kandungan Rasa'il al-Nur tanpa sebarang keraguan. Rasa'il al-Nur turut memuatkan perbahasan mengenai Ilmu al-Kalam. Dalam risalah al-Maktubat misalnya, Nursi menulis bahawa ma'rrfatullah yang dibentangkan oleh al-Razi melalui kaedah Ilm al-Kalam itu mengandungi kelemahan dan
kekurangan pada pandangan Ibn al-Arabi. Ma'rifatullah yang terhasil melalui jalan Tasawuf juga mempunyai kelemahan jika dibandingkan dengan ma'rifah yang dibentangkan oleh pewaris nabi. Ulama pewaris nabi dalam kupasannya ialah mereka yang menurut manhaj al-Quran.Rasa'il al-Nur juga memuatkan ajaran tasawuf. Tetapi kupasan mengenainya tidak bermaksud menjadikan pembaca seorang ahli sufi. Dalam hal ini, Nursi sering kali menyebut bahawa zaman ini bukan zaman tasawuf atau tarekat, sebaliknya merupakan zaman untuk menyelamatkan iman umat manusia. Jelas dalam karya itu, beliau menyifatkan bahawa manusia tidak mungkin dapat memasuki syurga tanpa iman, tetapi ramai juga yang dapat memasuki syurga tanpa tasawuf.

Manusia sememangnya tidak dapat hidup tanpa roti (gandum), tetapi mereka boleh hidup tanpa buah. Maka tasawuf itu ialah buah manakala hakikat Islam (keimanan) itu ialah roti. Dalam hal ini beliau menegaskan bahawa sesungguhnya jika sekiranya Syeikh Abd al-Qadir al-Jaylani dan Syeikh al-Naqshaband (pengasas Tarekat Naqshabandiyah), Imam Rabbani, dan yang seumpama mereka,hidup pada zaman kita ini, nescaya mereka akan mencurahkan segala kemampuan untuk memperteguh hakikat keimanan dan akidah Islam.

Hal ini demikian kerana kedua-duanya (iman dan akidah) sumber kepada kebahagiaan yang sebenar dan abadi. Rasa'il al-Nur mendapat sambutan yang baik dalam kalangan umat Islam Turki dan juga mereka yang berada dinegara-negara lain. Memandangkan isi kandungannya mempunyai keistimewaan dan kelebihan tersendiri, kitab ini perlu disebar
kepada umat Islam di seluruh dunia.

Menyedari kepentingan ilmu, kitab Rosa'il al-Nitr ini diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa lain. Di samping bahasa Arab dan Inggeris, kitab Rasa'il al-Nur juga diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, Itali, Perancis, Rusia, Rumania, Bulgaria, Parsi, Kurdi, Urdu, India,Malaysia, dan beberapa bahasa lain Asia Tengah.Kegigihan perjuangan ulama Islam silam walaupun menemui kegagalan perlu diteladani oleh umat Islam akhir zaman ini.

Yang paling penting, masyarakat Islam boleh menilai kelemahan dan kekurangan masyarakat ketika itu. Perjuangan Badi'uzzaman Sa'id Nursi walaupun bermula sebelum kemenangan Kamal Ataturk, namun umat Islam pada zaman itu terlalu jauh menyimpang daripada ajaran Islam sebenar. Oleh sebab banyak usaha beliau ketika itu mendapat banyak tentangan daripada banyak pihak. Tetapi seandainya umat Islam ketika itu mahu mengikut saranan Badi'uzzaman sudah pasti Kamal Atartuk dapat dikalahkan dengan mudah.

Oleh sebab itu, perjuangan Badi'uzzaman ini perlu disebarluaskan dalam kalangan umat Islam agar dapat dijadikan panduan dalam memperkasa iman dan akidah umat Islam. Supaya peristiwa itu tidak berlaku lagi, maka wajar umat Islam di negara ini menilai saranan tokoh ini. Antara saranannya yang penting ialah supaya umat Islam menguasai ilmu sains moden yang diasaskan atas dasar islamisasi.

Sumber gembysportian.blogspot.com